REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Pembangunan Asia (ADB) menyatakan kawasan Asia dinilai memiliki kekhasan yang berbeda dengan integrasi perekonomian dibandingkan Eropa.
"Integrasi Asia berbeda dan akan terus berbeda dengan Eropa," kata Kepala Kantor Integrasi Ekonomi Regional ADB, Iwan J Azis, dalam keterangan tertulis, Selasa (18/11).
Menurut Iwan, perbedaan itu antara lain karena integrasi Asia dan institusi yang mendukungnya, akan fokus untuk memperkuat perekonomian nasional. Langkahnya adalah mengharmonisasikan aturan dan regulasi dalam bidang pembiayaan dan perdagangan.
Iwan mengingatkan, integrasi yang dilakukan harus mempertimbangkan risiko ekonomi dan finansial. Hal ini untuk menghindari krisis seperti yang terjadi di Eurozone.
ADB menegaskan bahwa penguatan institusi regional seperti perjanjian perdagangan bebas, pengelolaan pasar obligasi regional, dan jaring pengaman sosial, adalah sejumlah hal yang dinilai dapat menghindari bahaya tersebut. Apalagi, sejak Krisis Moneter Asia 1997-1998 membuat pertumbuhan investasi dan perdagangan lintas batas di benua tersebut mengarah kepada integrasi yang lebih besar.
Sedangkan dalam mengatasi pertumbuhan ekonomi global yang melambat, Asia itu juga terus berupaya mengharmonisasikan aturan dan regulasi keuangan. Hal ini ditambah dengan melanjutkan liberalisasi investasi dan perdagangan baik secara unilateral maupun melalui perjanjian multilateral. ADB menilai bahwa pendekatan kelembagaan yang pragmatis dan ramah terhadap pasar itu akan membantu Asia untuk tumbuh lebih kuat.