Selasa 18 Nov 2014 05:30 WIB

Ada Alternatif Lain, Mahasiswa Tolak Kenaikan BBM

Rep: C05/ Red: Erdy Nasrul
Foto: Republika/Maisa

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG—Puluhan Mahasiswa Tangerang mengatasnamakan Komite Rakyat Tangerang menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Senin (17/11) di Bundaran Adipura, Kota Tangerang. Mahasiswa menolak kenaikan BBM karena menurut mereka pemerintah seharusnya dapat mencari alternatif lain untuk mencegah kenaikan harga BBM.

Febi Mustika (20), kordinator humas aksi dari Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), menambahkan saat ini pemerintah mestinya dapat mencari alternatif diluar kebijakan menaikkan harga BBM. Dia menyebutkan alternatifnya seperti pencegahan kebocoran Anggaran Pembelanjaan Biaya Negara (APBN), dan juga mencari alternatif energi lain diluar minyak bumi.

Dia menjelaskan saat ini banyak penggunaan APBN yang tidak tepat sasaran. Dia mencontohkan seperti anggaran biaya perjalanan dinas bisa dihemat. Selain itu dia juga menyebutkan pemberantasan korupsi mesti ditegakkan. Dia menjelaskan dengan dua langkah tersebut anggaran negara bisa diselamatkan. Anggaran yang bisa diselamatkan itu selanjutnya menurut dia bisa dialihkan untuk subsidi BBM.

Di samping penyelamatan anggaran negara, pemerintah menurut dia mesti mencari energi alternatif diluar minyak bumi. Febi mengambil contoh seperti potensi bahan bakar gas, menurut dia hal ini adalah potensi besar. “Trend produksi gas meningkat selama sepuluh tahun terakhir, “ ujar dia.

Febi Mustika menyayangkan jika pemerintah tetap menaikkan harga BBM. Dia mengatakan kenaikan BBM saat ini dapat menyebabkan rakyat menderita. Dia menyebutkan ketika harga BBM naik , harga sembako ikut naik juga. Hal ini menurut dia menyebabkan daya beli masyarakat menurun. “ Contoh harga cabe yang sudah mencapai Rp 50 ribu lebih,” ujar dia.

Aksi yang terdiri dari 50-an mahasiswa terdiri dari gabungan bermacam elemen mahasiswa. Elemen mahasiswa yaitu Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Badan Eksekutif Mahasiswa fakultas Ekonomi  Universitas Muhammadiyah Tangerang (BEM FE UMT), dan juga Badan Eksekutif Mahasiswa Pusat Universitas Muhammadiyah Tangerang ( BEM Pusat UMT).

Aksi ini mengambil rute longmarch  dari SMA Yuppentek melewati Jalan Perintis Kemerdekaan dan berakhir di Bundaran Adipura. Aksi ini dimulai tepat pukul 11 siang dan berakhir pukul 2 siang. Dalam aksi ini sempat terjadi sedikit kericuhan. Kericuhan tersebut karena mahasiswa mencoba membakar keranda mayat sebagai simbol matinya hati nurani pemerintah. Ketika keranda mayat dibakar, polisi langsung bergerak cepat memadamkan keranda yang ada.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement