Senin 17 Nov 2014 21:35 WIB

BBM Naik, Pertamina Klaim Stok Aman

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Antrean BBM di SPBU (ilustrasi)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Antrean BBM di SPBU (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) memastikan ketahanan stok BBM aman untuk menghadapi kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi.

Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan, saat ini ketahanan stok BBM yang dikelola oleh Pertamina mencapai sekitar 18 hari untuk premium dan sekitar 19 hari untuk solar. Pertamina, tuturnya, telah mempersiapkan ketersediaan BBM yang cukup untuk mengakomodasi kemungkinan lonjakan konsumsi setelah pengumuman resmi kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi oleh pemerintah.

Berdasarkan pantuan penyaluran harian dalam sebulan terakhir, terjadi peningkatan konsumsi harian BBM bersubsidi yaitu Premium dari semula 81.500 kl per hari menjadi sekitar 87.000 kl per hari atau naik sekitar tujuh persen, serta solar dari 44.500 kl per hari menjadi sekitar 47 ribu kl per hari atau naik sekitar enam persen. Tren kenaikan tersebut juga pernah terjadi pada saat menjelang pengumuman kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi pada 2013.

Untuk itu, Pertamina telah melakukan berbagai langkah antisipasi untuk memastikan pasokan BBM bagi masyarakat tetap aman diantaranya dengan membentuk Posko Satgas Kenaikan Harga BBM di Kantor Pusat dan seluruh Kantor Region Pertamina untuk memantau dan memastikan kehandalan pasokan BBM. Untuk memastikan keamanan dan kelancaran masyarakat dalam mendapatkan BBM bersubsidi, Pertamina juga berkoordinasi dengan Kepolisian RI dan TNI untuk pengamanan SPBU dan objek vital lainnya.

“Menjelang berlakunya harga baru, kami memastikan ketersediaan stok BBM, khususnya premium dan solar sangat cukup bagi masyarakat. Pertamina telah menginstruksikan seluruh SPBU beroperasi melayani masyarakat, setidaknya sampai dengan berlakunya harga baru,” terang Ali.

Ali mengharapkan masyarakat tidak melakukan pembelian BBM bersubsidi secara berlebihan jelang kebijakan penaikan harga. Pertamina juga mewaspadai adanya gangguan dan hambatan pada jalur distribusi BBM bersubsidi yang dapat merugikan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement