REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Bursa saham global jatuh dan harga minyak dunia terus merosot pada Senin (17/11) setelah data menunjukkan bahwa Jepang terancam resesi. Kondisi ini dinilai mengkhawatirkan dan berdampak pada pertumbuhan global.
Bursa saham di Eropa dibuka kurang bergairah. Indeks Nikkei di Jepang turun 3 persen. Ini penurunan tersebesar yang terjadi dalam satu hari sejak Agustus lalu. Hal ini pengaruh dari berita bahwa pertumbuhan ekonomi Jepang akan surut 1,6 persen pada kuartal ketiga.
Pada kuartal kedua, pertumbuhan ekonomi Jepang semoat mengalami kontraksi 7,3 persen akibat antara lain naiknya pajak penjuakan nasional. Data ini awalnya mengakibatkan nilai yen pada titik terendah dalam tujuh tahun terakhir terhadap dolar AS. Namun, nilai yen kembali pulih justru setelah bursa Tokyo jatuh.
Para pemimpin kelompk G20 telah menyetujui serangkaian program untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,1 persen dalam waktu lima tahun. Mereka juga menyepakati langkah mengatasi perubahan iklom serta menindak para pengemplang pajak. Namin, pasar bursa justru lebih fokus pada merosotnya perekonomian Jepang.
"Pasar sedikit terkejut karena selama ini irang percaya bahwa Bank of Japan berhasil mengendalikan segalanya. Namun secara keseluruhan, reaksi negatif pada permulaan ini tidak akan berlangsung lama. Investor masih berharap tindakan bank sentral (Jepang) pada skala global untuk mendukung perekonomian global," kata analis FXCM, Nicolas Cheron.
pasar bursa Asia juga dilaporkan merosot seperti di Shanghai di Cina dan Hang Seng di Hong Kong.
Sementara itu harga minyak per barel kembali meluncur ke angka 78,32 dolar AS atau turun 1,4 persen setelah data perekonomin Jepang menghantam permintaan minyak global. Sebaliknya,mharga emas mulai merangkak naik dalam dua pekan terakhir sering melemahnya dolar. Emas spor XAU tercatat pada angka 1.185,60 dolar AS per troy ounce.
Passers-by are reflected on an electronic stock quotation board outside a brokerage in Tokyo, November 17, 2014.