REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Global Future Institute (GFI) Hendrajit menyebut skema ekonomi neoliberal secara sistematis dan terencana dijabarkan dalam tata kelola migas Indonesia termasuk di dalam tubuh Pertamina.
"Menelisik skenario Menteri BUMN Rini Soemarno, nampaknya agenda privatisasi Pertamina akan menjadi prioritas dalam rangka meliberalisasikan sektor hilir dan untuk mendukung skema ini, maka dari itu tugas utama Dirut Pertamina yang baru nantinya," kata Hendrajit dalam diskusi terbuka di Jakarta, Sabtu (15/11).
Menurutnya, Presiden Jokowi belum mengetahui bahwa Rini melakukan seleksi terhadap calon Direksi dan komisaris PT Pertamina. "Seharusnya Rini menanyakan apakah Presiden setuju dengan calon calon ini? Apakah Presiden punya calon?," ujarnya.
Pertamina ditargetkan menjadi perusahaan minyak dan gas bumi (migas) terbesar di Asia Tenggara. Hal ini merupakan ambisi yang cukup besar untuk menjadi perusahaan kelas dunia (World Class Company).