REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Standard & Poor's pada Kamis (13/11) memberikan Twitter, yang baru-baru ini menerbitkan utang 1,8 miliar dolar AS, sebuah peringkat "spekulatif" BB-, mempertimbangkan dorongan perusahaan untuk akuisisi terhadap kemungkinan perlambatan pertumbuhan dalam labanya.

S&P mengatakan peringkat itu, kira-kira di tengah kisaran spekulasi atau "sampah" (junk), mengakui harapan pengguna yang sehat dan pertumbuhan pendapatan pada perpesanan mikro dalam jaringan dan layanan jejaring sosial populer tersebut. Lembaga pemeringkat mengatakan, mereka memperkirakan Twitter akan terus mengalami pertumbuhan yang sangat kuat dan tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam tekanan kompetitif.

"Kami memperkirakan perusahaan akan mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi selama dua hingga tiga tahun karena ekspansi internasional dan pertumbuhan pendapatan," kata S&P.

Tetapi pihaknya menunjuk rencana perusahaan untuk ekspansi melalui investasi dan pengambilalihan, mencatat dana-dana dari penerbitan utang konversinya pada September sebagian akan digunakan untuk akuisisi. "Perusahaan ini melakukan investasi yang sangat agresif dalam pertumbuhan. Tergantung pada tingkat reinvestasi bisnis, Twitter mungkin tidak menghasilkan diskresioner positif arus kas hingga 2016," kata S&P.

Didirikan pada 2006, Twitter telah berkembang dengan pesat dan "go public" pada September 2013. Perusahaan tersebut baru-baru ini mengatakan, ia memiliki 264 juta pengguna reguler dan 500 juta lainnya yang tidak masuk mengunjungi situs tersebut.

Pada Rabu, Twitter meluncurkan perubahan dan layanan baru untuk meningkatkan daya tariknya bagi pengguna dan pengiklan yang mengejar mereka.

Ikuti Whatsapp Channel Republika