Kamis 13 Nov 2014 18:01 WIB

‘Koperasi dan UMKM Harus Ditopang Regulasi dan Subsidi’

Rep: C54/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Joko Widodo (kiri) melihat hasil kerajinan kain songket ketika berkunjung ke sentra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Tuan Kentang, di Kelurahan Tuan Kentang, Kecamatan Seberang Ulu Satu, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (25/6).
Foto: antara
Joko Widodo (kiri) melihat hasil kerajinan kain songket ketika berkunjung ke sentra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Tuan Kentang, di Kelurahan Tuan Kentang, Kecamatan Seberang Ulu Satu, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA—Indonesia merupakan negara berkembang dengan karakter ekonomi yang ditopang oleh keberadaan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM). Oleh karena itu, pemerintah harus mengoptimalkan dukungan melalui regulasi dan diberikan subsidi yang cukup.

Hal tersebut disampaikannya Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf saat membuka Temu Mitra Nasional Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM 2014 di Empire Palace, Surabaya, Kamis (13/11).

Menurut Saifullah, Pemprov Jatim telah memberikan perhatian yang lebih bagi pelaku UMKM dan koperasi yang layak disebut sebagai pahlawan ekonomi. Perhatian ekstra dari Pemprov Jatim bertujuan agar koperasi dan UMKM mampu bertahan dari derasnya persaingan usaha yang ada. “Sektor UMKM di negara maju juga ditopang pemerintah berupa regulasi dan subsidi,” ujar dia.

Saifullah mengulas, jumlah pelaku UMKM di Jatim saat ini sebanyak 6 juta, dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 11 juta. Menurut Saifullah, jumlah UMKM yang begitu besar memberikan kontribusi sekitar 54 persen terhadap PDRB Jatim. "Keberadaan UMKM sangat luar biasa. Jumlahnya banyak, namun jika digabungkan menjadi satu dapat menggerakkan ekonomi suatu daerah,” kata dia.

Saifullah menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Jatim yang terus tumbuh pesat, salah satunya disebabkan oleh keberadaan UMKM. Dalam keadaan apapun, menurut dia, sepanjang sejarah perekonomian di Jatim, UMKM telah mampu berdiri kuat di tengah hantaman krisis ekonomi dunia.

“Ada krisis maupun badai ekonomi, UMKM tetap berdiri kokoh. Kita patut bersyukur karena Indonesia mempunyai perhatian lebih terhadap keberadaan UMKM,” papar Saifullah.  

Dari sebanyak 6 juta sektor UMKM di Jatim, dia melanjutkan, sebanyak 260 ribu lebih sudah mengekspor produknya ke berbagai negara. Hal tersebut, menurut Saifullah, menunjukkan bahwa peran dan produk yang dihasilkan oleh UMKM yang dikirim ke luar negeri telah memenuhi standar internasional. Sedangkan sisanya yang masih lemah, dia menambahkan, Pemprov Jatim akan mendorong dan memberikan pendampingan guna meningkatkan mereka terutama menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement