Kamis 13 Nov 2014 11:15 WIB

Laporan IEA: Keamanan Energi Terancam oleh Meningkatnya Konflik

Rep: C01/ Red: Julkifli Marbun
Sebuah mesin berat memompa minyak mentah dari ladang minyak di Lubbock, Texas (ilustrasi)
Foto: En.wikipedia.org
Sebuah mesin berat memompa minyak mentah dari ladang minyak di Lubbock, Texas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan Shale gas atau gas yang diekstrak dari serpihan batuan Shale di Amerika Serikat (AS) dinilai menyamarkan risiko-risiko serius terhadap keamanan pasokan energi global yang tengah terjadi, menurut salah satu konsultan industri terkemuka.

Laporan terakhir mengenai energi Bumi dari Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan bahwa meningkatnya kekacauan pasar merupakan dampak dari permintaan yang makin tinggi. Pertumbuhan Shale di AS memberikan “kesempatan untuk bersistirahat” tetapi juga “sedikit jaminan”, jelas laporan tersebut.

Laporan itu juga memperkirakan bahwa permintaan energi akan naik hingga 37 persen pada 2040. Meskipun masih ada sumber daya global yang memadai, tetap akan dibutuhkan tindakan politik dan investasi yang signifikan untuk memenuhi permintaan, jelas IEA.

Akan tetapi, kekhawatiran terbesar adalah terkait berkembangnya konflik, terutama di Timur Tengah dan khususnya di Iraq dan Ukraina, yang menyebabkan terbatasnya pasokan. Laporan IEA juga menyatakan bahwa gambaran jangka pendek mengenai pasokan yang baik dalam pasar minyak seharusnya tidak menyamarkan tantangan sebenarnya yang tengah menanti, mengingat angka kebutuhan bertumbuh sedangkan produsen sedikit.

“Situasi di Timur Tengah merupakan kekhawatiran terbesar, dengan pertimbangan meningkatnya angka kebutuhan atas produksi minyak di wilayah ini, khususnya untuk negara-negara Asia yang telah dipastikan mengimpor dua dari setiap tiga barel minyak mentah yang diperdagangkan secara internasional pada 2040.”

Konsumsi minyak global akan meningkat dari 90 juta barrel per hari di tahun lalu, menjadi 104 juta barrel per hari di tahun 2040, didorong oleh banyaknya kebutuhan dari Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Latin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement