Rabu 12 Nov 2014 11:02 WIB

Taspen akan Bentuk Unit Aset Manajemen

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 State-owned civil servant saving and insurance company PT Taspen
Foto: Republika/Darmawan
State-owned civil servant saving and insurance company PT Taspen

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Taspen (persero) akan membentuk unit Aset Manajemen untuk memperkuat strategi investasi jangka panjang. Direktur Utama PT Taspen Iqbal Latanro mengatakan perseroan ingin memperkuat basis investasinya sehingga tidak hanya bergantung pada penempatan dana di deposito. Rintisan unit Aset Manajemen di PT Taspen telah tersedia sebelumnya.

Perusahaan yang dibentuk pemerintah untuk menyelenggarakan program asuransi sosial bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini sudah memiliki divisi investasi. "Tapi kita ingin memperkuat unit usaha itu," ujar Iqbal di Jakarta, akhir pekan lalu.

Iqbal mengatakan unit usaha investasi yang sudah ada akan dioptimalkan lagi. Selama ini, unit usaha itu lebih banyak memiliki tugas administratif. Tak tertutup kemungkinan, unit Aset Manajemen ini kelak bakal berdiri sendiri dalam bentuk perusahaan terbatas.

Selama ini, Iqbal mengakui, PT Taspen lebih banyak mengandalkan deposito sebagai sarana penempatan dananya. Investasi di deposito memang sangat aman. "Namun sewaktu bunga deposito turun, kita gelapan juga," kata Iqbal.

Sumber dana Taspen selama ini berasal dari dana tunjangan hari tua (THT) dan premi pensiun. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, Iqbal menjelaskan, Taspen memiliki kebebasan untuk mengelola dana THT untuk diinvestasikan di saham, investasi langsung, atau sarana investasi lainnya.

Namun untuk premi pensiun, Taspen mesti menyimpan dananya pada surat utang pemerintah dan deposito di bank-bank BUMN. Belakangan, Iqbal mengungkapkan, dikeluarkan kebijakan relaksasi untuk Taspen sehingga diizinkan untuk menaruh dana dari premi pensiun di deposito di bank-bank swasta.

Sampai akhir September 2014 atau triwulan ketiga, aset PT Taspen telah mencapai Rp 154,60 triliun. Aset tersebut melonjak 18,5 persen dibandingkan triwulan ketiga 2013 yang sebesar Rp 130,45 triliun. Adapun hasil investasi yang didapat Taspen pada triwulan ketiga tahun sebesar 8,36 triliun atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 6,18 triliun.

Hingga akhir triwulan ketiga 2014, komposisi pendapatan perseroan didominasi pendapatan yang berasal dari investasi sebesar 52,80 persen dari total pendapatan. Selanjutnya, pendapatan disumbangkan premi dan iuran sebesar 26,90 persen, pendapatan PSL pemberi kerja 19,94 persen, dan pendapatan lainnya 0,36 persen.

Kinerja yang sangat baik juga diperlihatkan Taspen pada sisi laba perusahaan. Laba usaha sesudah pajak Taspen pada triwulan ketiga mencapai Rp 2,52 triliun. Naik 708,84 persen dibandingkan triwulan ketiga 2013 yang tercatat rugi sebesar Rp 413,68 miliar.

Tahun ini, Taspen menetapkan target keuntungan Rp 3,96 triliun. Laba yang diperoleh perseroan hingga triwulan ketiga merupakan 63,52 persen dari target laba yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Perseroan (RKP) itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement