Selasa 11 Nov 2014 12:23 WIB

Nelayan Jembrana Pasrah Soal Rencana Kenaikan BBM

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang nelayan terlelap di kapalnya yang berlabuh di pantai utara daerah Eretan, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (26/8).Akibat langka BBM jenis solar di jalur pantai utara,para nelayan tidak melaut.
Seorang nelayan terlelap di kapalnya yang berlabuh di pantai utara daerah Eretan, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (26/8).Akibat langka BBM jenis solar di jalur pantai utara,para nelayan tidak melaut.

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBRANA - Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) ditangapi dingin oleh para nelayan di Dusun Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara Kabuaten Jembrana, Bali. Menurut salah seorang nelayan, Nur Hamidin, pihaknya hanya menginginkan stok BBM mencukupi keperluan mereka.

"Kalau soal harga kami pasrah saja, yang penting saat kami perlu BBM, bisa mendapatkannya," kata Hamidin.

Kepada ROL, Senin (10/11) petang, Hamidin mengatakan, kalau BBM langka, pihaknya kesulitan mendapatkan minyak dan mereka tidak bisa melaut.

Tapi kalau soal harga BBM yang naik katanya, keuntungan mereka jadi berkurang, namun masih tetap bisa melaut. Ditemui saat menyiapkan keperluannya untuk melaut, Hamidin mengatakan, sebagai nelayan kecil, dia hanya mengandalkan hasil tangkapan untuk memenuhi keperluan hidup.

Kalau hasil tangkapan bagus, dia bisa sedikit menabung, namun kalau hasil tangkapan nihil, mereka tidak bisa berbuat banyak. "Kalau tidak ada BBM, kami kan tidak bisa melaut, jadi sudah pasti tidak ada hasil tangkapan. Tapi kalau masih bisa melaut, masih ada harapan dapat uang," katanya.

Dusun Pebuahan menjadi salahs atu dusun nelayan di Kabupaten Jembrana. Para nelayan setempat, hanya menggunakan sampan kecil dengan mesin tempel dalam beroperasi. Sampan yang digunakan hanya bisa memuat hasil tangkapan sekitar 300 kilogram saja.

Saat ini kata Hamidin, para nelayan sedang panen tangkapan jenis cumi dan sekali melaut mereka dapat tangkapan sekitar 100 kilogram. Hasil tangkapan cumi dijual sekitar Rp 28 ribu per kilogram. Tapi kalau hasil tangkapan membludak, harga ikan bisa turun.

Nelayan lainnya, Muhammad Nuh mengatakan, kenaikan BBM memang akan menyulitkan mereka, karena biasa operasional untuk melaut akan naik juga. Sementara katanya, dia tidak bisa menaikkan harga jual hasil tangkapan.

Kendati pun harga BBM naik kata Nuh, dia tidak bisa serta merta menaikkan harga jual ikan. Karena naik turunnya harga ikan ditentukan oleh banyak sedikitnya hasil tangkapan. "Kalau hasil tangkapan banyak, harga ikan akan turun. Sebaliknya harga akan naik kalau hasil tangkapan para nelayan sedikit," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement