REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor bunga pala ke Uni Emirat Arab untuk memenuhi permintaan masyarakat negara tersebut.
"Bunga pala yang diekspor ke Uni Emirat Arab sebanyak 5,6 ton dengan sumbangan devisa bagi negara sebesar 75.600 dolar AS," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Jenny Karouw, di Manado, Minggu (9/11).
Jenny mengatakan bunga pala sangat diminati oleh masyarakat Arab karena akan dibuat sebagai rempah-rempah, aroma terapi dan bahan baku farmasi.
Produk turunan pala memang sangat diminati masyarakat di Asia, Eropa, Amerika maupun Afrika, sehingga diharapkan hal ini, mampu dimanfaatkan petani.
"Diharapkan para petani mampu memanfaatkan hal ini dengan meningkatkan kualitas produksi," katanya.
Hal ini karena kualitas produk turunan pala asal Sulut memiliki kualitas yang tinggi. Sehingga produk pala asal Sulut memenuhi 70 persen permintaan pasar dunia.
Produk pala asal Sulut, katanya, sudah sangat diakui dunia sehingga permintaan dari berbagai negara terus berdatangan.
Sedangkan sentra produksi pala dan turunannya berada diKepulauan Sitaro di Sulut. "Karena memang tanah di sana cocok untuk ditanami pala," ungkapnya.
Disperindag terus memfasilitasi agar para eksportir mampu mendapatkan pasar baru dalam memasarkan komoditas unggulan Sulut.
Pemerintah akan terus mendorong, agar pengekspor di Sulut dapat memenuhi permintaan para buyers atau pembeli dari luar negeri.