REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Penerbitan obligasi tahun depan sangat dipengaruhi oleh BI rate. Analis pasar saham Kiswoyo Adi mengungkapkan jika BI rate mengalami kenaikan maka bunga obligasi juga akan mengikuti. Bunga obligasi yang tinggi akan membuat para emiten berfikir ulang untuk menerbitkan obligasi.
"Ketimbang menerbitkan obligasi lebih baik pinjam ke bank," kata Kiswoyo saat dihubungi Republika, Jumat (7/11).
Sementara itu pengamat ekonomi dari UGM Tony Prasetiantono berpendapat prospek pasar obligasi di 2015 masih sama seperti tahun ini. Menurutnya target pemerintah dengan yield sebesar enam persen belum dapat tercapai. Tony yang juga Komisaris Independen PT Bank Permata Tbk. itu mengatakan yield akan berada di kisaran delapan persen, bahkan ada kemungkinan bakal sedikit naik.
Menteri keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan prospek obligasi di tahun depan masih bagus. "Market masih sangat percaya kepada kita," kata Bambang.