REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bank-bank sentral dan otoritas moneter negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menyepakati tiga isu dalam pertemuan yang digelar di Indonesia. Pertemuan tersebut merupakan rangkaian dari acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2014 yang digelar dari 3-9 November.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, bank-bank sentral menyepakati peningkatan kerja sama dalam tiga hal. Hal pertama adalah perkuatan makroprudensial. Berbagai negara telah memiliki kebijakan makroprudensial, seperti BI yang memiliki aturan LTV. "Negara lain tertarik untuk mempelajari kebijakan makroprudensial yang dimiliki BI," ujar Perry dalam konferensi pers di Surabaya, Kamis (6/11).
Kesepakatan kedua adalah berbagi pengalaman inklusi keuangan. Di antara negara-negara OKI, Indonesia merupakan contoh negara yang berhasil dalaam pengembangan inklusi keuangan, termasuk dalam penggunaan sistem pembayaran. "Contohnya pembayaran program kesejahteraan pemerintah," ujarnya.
Kesepakatan ketiga adalah kerja sama untuk lebih memberdayakan zakat dan wakaf. Negara-negara OKI sepakat untuk mencari best practice dalam pengelolaan zakat dan wakaf. "Di Indonesia, wakaf belum banyak berkembang," ujarnya. Ke depannya, wakaf tak hanya penggunaan gedung dan sosial, tetapi juga dalam bentuk sukuk untuk pembiayaan ekonomi.
"Ini banyak pengalaman yg kita sepakati untuk saling belajar untuk membuat best practices-nya untuk lebih berkomitmen mengembangkan ekonomi syariah," ujar Perry.