Rabu 05 Nov 2014 17:45 WIB

Pengangguran Jadi Tantangan Jokowi di Akhir 2014

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ratusan pencari kerja mencari informasi lowongan pekerjaan di salah satu stand perusahaan pada acara Bursa Kerja di Istora Senayan Jakarta ,Selasa(23/9).(Republika/Prayogi).
Foto: Republika/Prayogi
Ratusan pencari kerja mencari informasi lowongan pekerjaan di salah satu stand perusahaan pada acara Bursa Kerja di Istora Senayan Jakarta ,Selasa(23/9).(Republika/Prayogi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketenagakerjaan akan menjadi salah satu tantangan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia mencapai 7,24 juta orang.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, jumlah tersebut meningkat 90 ribu orang dari penghitungan terakhir yang dilakukan Februari 2014. Namun, jika dibandingkan dengan Agustus 2013, angka ini menurun sebanyak 170 ribu orang.

Jumlah angkatan kerja Agustus ini mencapai  121,87 juta orang. Walaupun berbeda dengan tahun lalu yang sebesar 120,17 juta orang, BPS menggunakan metode yang sama.

Suryamin mengatakan salah satu faktor penyebab meningkatnya pengangguran pada enam bulan ini (Februari - Agustus), tidak terlepas dengan adanya musim kelulusan.

"Ada yang baru lulus sekolah, tapi belum menentukan pilihan. Apakah itu mau sekolah lagi atau mencari kerja. Nah, yang masih mencari kerja itu masuk dalam kategori pengangguran," kata Suryamin dalam pemaparannya di kantor BPS, Rabu (5/11).

Sementara mengenai turunnya jumlah pengangguran pada Agustus 2014 bila dibandingkan dengan Agustus tahun lalu, hal ini dikarenakan pada tahun ini ada kegiatan pemilu. "Penyerapan tenaga kerja meningkat untuk industri kecil menengah seperti percetakan dan sablon," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement