Senin 03 Nov 2014 17:10 WIB

Gubernur BI Yakin Pesantren Bisa Dongkrak Ekonomi Syariah

Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo (kanan), dan Dirjen Pemasyarakatan Kemenkum dan HAM Handoyo sudrajat berbincang disela-sela acara penandatanganan kerjasama nota kesepahaman antara BI dan Kemenkum dan HAM, Jakarta, Kamis (18/9). (Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo (kanan), dan Dirjen Pemasyarakatan Kemenkum dan HAM Handoyo sudrajat berbincang disela-sela acara penandatanganan kerjasama nota kesepahaman antara BI dan Kemenkum dan HAM, Jakarta, Kamis (18/9). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D W Martowardojo meyakini pondok pesantren di Jawa Timur mampu mendongkrak perkembangan ekonomi syariah di provinsi tersebut, karena besarnya potensi di sektor itu.

"Lembaga pesantren yang dikenal sebagai salah satu alat syiar Islam dapat dioptimalkan menjadi motor edukasi keuangan syariah di Indonesia." kata Agus, ditemui pada jumpa pers Indonesia International Congerence on Islamic Finance "An Integrated Development of Islamin Finanve Toward Financial Stability and Suistainable Economic Development" (3-4 November 2014) di Surabaya, Senin.

Karena itu, lanjutnya, BI akan membahas perkembangan ekonomi syariah pada tanggal 5 November mendatang melalui perhelatan 'Indonesia Shari'a Economoci Festival' (ISEF) di Surabaya.

Ia mengemukakan, BI bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut positif provinsi itu mampu melaksanakan program percepatan pembangunan ekonomi syariah. Hal itu sesuai dengan akselerasi yang dilakukan oleh Gubernur Jatim Soekarwo.

"Kami harap pada tanggal 5 November mendatang penandatanganan kerja sama tentang Deklarasi Surabaya yakni terciptanya perkembangan ekonomi syariah di Jatim bisa terealisasi dengan sukses," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Gubernur Jatim Soekarwo menyatakan, potensi perkembangan ekonomi syariah di Jatim didukung oleh 6.000 pondok pesantren. Bahkan para pemilik pondok pesantren itu juga meminta pemerintah memaksimalkan program itu.

"Semua kiai di Jatim mendukung konsep restrukturisasi ekonomi syariah," ucapnya.

Oleh sebab itu, tambah dia, ada dua kepentingan besar pada pemberlakuan skema pembiayaan ekonomi syariah itu. Pihaknya berharap pengusaha skala kecil bisa dibantu oleh ekonomi syariah (Islam).

"Selain kelompok mikro ada bank UMKM yang bisa dioptimalkan," katanya.

Kemudian, sebut dia, khusus di tatanan on farm Pemprov Jatim berharap Bank Tani juga bisa secepatnya diwujudkan di penjuru Nusantara.

Ia optimistis, dengan terciptanya restrukturisasi perbankan secara syariah itu maka konsep ekonomi tersebut dapat terealisasi maksimal.

"Khususnya dengan pembiayaan yang murah, mudah, dan barokah bagi masyarakat," tukasnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement