Kamis 30 Oct 2014 06:12 WIB

CIMB Niaga Raih Laba Rp 2,30 Triliun

Rep: Elba Damhuri/ Red: Agung Sasongko
Nasabah mengambil uangnya dari mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di salah satu kantor cabang Bank CIMB Niaga, Jakarta, Jumat (21/6).
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Nasabah mengambil uangnya dari mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di salah satu kantor cabang Bank CIMB Niaga, Jakarta, Jumat (21/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank CIMB Niaga Tbk melaporkan perolehan laba bersih konsolidasi (tidak diaudit) sebesar Rp 2,30 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2014. Perolehan laba bersih ini menghasilkan earning per share (EPS) Rp 91,4, dan return on equity shareholders fund (ROE) 11,2 persen.

Presiden Direktur CIMB Niaga Arwin Rasyid mengungkapkan Januari hingga September 2014 masih menjadi periode penuh tantangan bagi industri perbankan di Indonesia. "Kondisi suku bunga yang tinggi telah mengakibatkan meningkatnya biaya dana dan nonperforming loan (NPL)," kata Arwin dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (29/10).

Kondisi ini, kata Arwin, menyebabkan turunnya raihan laba perusahaan sebesar 28,5 persen dari periode yang sama tahun 2013 yang mencapai Rp 3,21 triliun. Juga, rendahnya pertumbuhan pendapatan bunga bersih akibat meningkatnya beban bunga.

Hingga akhir September 2014, Arwin menjelaskan, total kredit CIMB Niaga tercatat Rp 166,84 triliun, tumbuh 7,3 persen year on year. Dari total kredit tersebut, kredit di sektor Korporasi tumbuh 14,0 persen menjadi Rp 48,51 triliun dan kredit UMKM naik 10,8 persen menjadi Rp 33,61 triliun. Adapun kredit di sektor Konsumer masih mengalami perlambatan, tumbuh 1,6 persen menjadi Rp 48,75 triliun.

Meski mengalami perlambatan di kredit Konsumer, lanjut Arwin, sejumlah segmen bisnis mampu mencatatkan pertumbuhan yang menggembirakan. //Personal loan// tumbuh hingga 34,5 persen menjadi Rp 2,06 triliun, sedangkan kartu kredit naik 30,6 persen menjadi Rp 4,95 triliun.

“Peluncuran CIMB Niaga AirAsia BIG Card diharapkan dapat mendukung pertumbuhan bisnis kartu kredit CIMB Niaga,” ungkap Arwin.

Di tengah persaingan memperebutkan dana pihak ketiga (DPK), CIMB Niaga mencatatkan pertumbuhan DPK sebesar 2,3 persen. Ini bisa diraih setelah mengurangi deposito mahal menjadi Rp 166,79 triliun per akhir September 2014.

Tabungan tumbuh 6,6 persen menjadi Rp 38,59 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 36,20 triliun. Current account dan savings account, kata Arwin, meningkat 6,5 persen menjadi Rp 76,46 triliun.

CIMB Niaga mencatatkan rasio NPL gross 3,4 persen per 30 September 2014, dibandingkan dengan posisi yang sama pada tahun lalu 2,3 persen. Peningkatan rasio NPL gross ini berasal dari commercial banking dan corporate banking masing-masing meningkat menjadi 5,8 persen dan 3,8 persen per 30 September 2014.

Rasio kecukupan modal (CAR) dijaga pada level 16,0 persen per 30 September 2014. CAR ini, menurut Arwin, mengalami peningkatan sebesar 26 basis poin dibandingkan posisi CAR di periode yang sama tahun lalu 15,8 persen.

Arwin menjelaskan sementara pelaksanaan pemilihan presiden membuat perbankan mengevaluasi kembali strateginya pada tahun ini. Kami menyambut baik upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang pada 1 Oktober 2014 telah mengeluarkan pembatasan suku bunga deposito bagi bank-bank BUKU III dan BUKU IV. Hal ini diharapkan dapat memperbaiki biaya dana perbankan dan menghasilkan Net Interest Margins yang stabil.”    

CIMB Niaga sendiri mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar kelima di Indonesia dari sisi aset. Saat ini total aset  CIMB Niaga sebesar Rp 227,74 triliun, tumbuh 4,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang Rp 218,22 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement