Rabu 29 Oct 2014 19:35 WIB

Menhub: Program Lima Tahun Menurunkan Biaya Logistik

Rep: C87/ Red: Djibril Muhammad
Edi Sukmoro (kiri) bersama Ignasius Jonan
Foto: keretaapi.co.id
Edi Sukmoro (kiri) bersama Ignasius Jonan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, menegaskan program kerja selama lima tahun ke depan akan fokus pada penurunan biaya logistik. Sebab, selama ini biaya logistik sering dikemukakan tinggi.

Menurutnya, jika dibandingkan dengan Singapura biaya logistiknya berkisar 8-9 persen dari harga barang, sedangkan di Indonesia sekitar 25-30 persen dari harga barang.

"Ini tinggi sekali, menurut saya persoalan serius. Saya ingin bicara, salah satu goal dari program lima tahun menurunkan biaya logistik," jelas Jonan dalam sambutannya di pembukaan ITSCL dan ILI di Jakarta International Expo (JIExpo), Rabu (29/10).

Menurutnya, cara menurunkan biaya logistik bukan dengan menambah kapal laut. Sebab, di kapal biaya lebih sedikit, sedangkan biaya terbanyak di darat. Oleh sebab itu, dia menilai intermoda harus dibangun dengan baik.

Selain itu, selama ini masih terjadi ego sektoral di antara Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Pekerjaan Umum, yang masing-masing punya pandangan sendiri soal sistem logistik.

Padahal tujuannya sama. Sedangkan salah satu fungsi Kemenhub menjalankan tugas regulasi di bidang transportasi. "Kalau intermoda tidak jalan, biaya logistik sulit turun. Saya janji intermoda diperbaiki, biaya logistik turun," katanya menegaskan.

Dia berharap kemakmuran rakyat tidak akan terdistorsi, dan daya beli masyarakat menjadi naik. Dia sepakat dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengingatkan tidak ada kebijakan menteri, melainkan hanya ada kebijakan presiden.

"Mudah-mudahan bisa jalan. Saya akan bicara bagaimana cara biaya logistik bisa turun secara signifikan," harapnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement