REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia bakal menjadi tuan rumah Festival Ekonomi syariah (Indonesia Sharia Economic Festival atau ISEF) di Surabaya. Acara yang bakal diikuti oleh negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ini, akan memperkenalkan ekonomi syariah khususnya di Surabaya, yang notabene merupakan kota santri.
Direktur Eksekutif Departemen Internasional Bank Indonesia Aida S Budiman mengatakan, banyak hal yang akan dibahas untuk meningkatkan kontribusi ekonomi syariah di Indonesia. Misalnya, bagaimana mengoptimalkan pengumpulan dana zakat agar lebih bernilai tambah. Di Indonesia, kata dia potensi zakat bisa mencapai Rp 217 triliun, atau sekitar 3,4 persen dari PDB. saat ini, baru sekitar Rp 2,7 triliun yang baru dimanfaatkan.
Padahal, jika dana tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik, bisa berdampak positif pada perekonomian. Akan ada working grup zakat yang diharapkan bisa menjadikan sistem pengumpulan zakat lebih kolektif supaya bisa dimanfaatkan dengan optimal. "Selama ini masih terpencar-pencar, mungkin ada sistem untuk menyatukan potensi sakat ini," ujar Aida, Rabu (29/10).
Secara kusus, ISEF akan melibatkan santri-santri agar mereka bisa semakin mengenal ekonomi syariah. Dari sekitar 27.500 pondok pesantren di Indonesia, ada potensi tiga juta santri yang bisa diberdayakan untuk meningkatkan kontribusi ekonomi syariah di Indonesia. Acara yang akan diadakan pada 3-9 November ini juga akan dilengkapi dengan pameran produk-produk syariah kepada masyarakat.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan ISEF ini bisa meningkatkan pangsa pasar ekonomi syariah di Indonesia. Tirta mengatakan berdasarkan survei masih rendahnya pangsa pasar produk-produk syariah disebabkan karena masyarakat belum siap menyimpan dana melalui produk-produk syariah.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pangsa pasar perbankan syariah saat ini baru 4,9 persen. Padahal, ditargetkan minimal pangsa pasar bank syariah mencapai setidaknya 5 persen. Ia optimis berbagai sosialisasi yang dilakukan bisa turut mendorong pangsa pasar bank syariah, termasuk ISEP yang bisa menyumbangkan 0,1 persen tambahan pangsa pasar bank syariah.
Indonesia juga menargetkan menjadi kiblat ekonomi syariah. Idealnya, kata Tirta, berdasarkan penelitian untuk meningkatkan kontribusi ekonomi syariah sebagai salah satu pondasi ekonomi yang kuat, pangsa pasar produk syariah setidaknya bisa mencapai 15 persen. Pangsa pasar itu bukan hanya di sektor perbankan saja, namun juga di sektor pembiayaan syariah lainnya.
"Ternyata masyarakat kita yang belum siap menyimpan dana di syariah sehingga perlu terus sosialisasi," ujar Tirta.