Selasa 28 Oct 2014 22:01 WIB

Banyuwangi Dorong Industri Penguatan Maritim

Kunjungan pemerintah Bangladesh ke Banyuwangi
Foto: dok Humas Pemkab Banyuwangi
Kunjungan pemerintah Bangladesh ke Banyuwangi

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas menegaskan, pihaknya akan terus mendorong industri strategis untuk terus tumbuh di Banyuwangi. Salah satunya industri yang mendukung penguatan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia.

"Banyuwangi sudah memulai langkah penguatan sektor maritim sebagaimana instruksi Presiden Joko Widodo," ujar Anas dalam siaran persnya kepada ROL.

Anas menyampaikan hal tersebut di sela menerima rombongan Angkatan Laut Bangladesh di Banyuwangi, Selasa (28/10). Pemerintah Bangladesh berencana memesan 18 unit kapal patroli dari industri galangan kapal di Banyuwangi.

Selain industri kapal berteknologi canggih, Banyuwangi juga akan memproduksi mobil listrik dari Swedia.

Direktur PT Lundin Industry Invest, Lizza Lundin mengatakan, pemesanan 18 unit kapal patroli dari Bangladesh tersebut bernilai Rp75 miliar. Proses pengerjaan kapal dilakukan dengan sistem pararel hingga ditargetkan seluruh pesanan akan rampung dalam kurun satu tahun. “Ini merupakan produk baru kami yang awalnya kami ikutkan dalam pameran maritim di Jakarta. Ternyata sambutannya sangat baik dan Bangladesh menjadi negara asing pertama yang memesan kapal jenis ini,” ujar Lizza.

Kedelapan belas Kapal yang dipesan oleh angkatan laut Bangladesh merupakan tipe X12 High Speed Patrol Boat, monohold (lambung tunggal). Dengan spesifikasi panjang keseluruhan 11,70 meter, panjang haluan 9,60 m, panjang balok 3,54 m, lambung yang terendam dalam air 0,84 m, kecepatan maksimum 35 knot, kapasitas bahan bakar 2x675 litres,dan memiliki dua mesin utama. “Sebelum dikirim ke Bangladesh nantinya kapal-kapal ini akan melalui test tank di Indonesia, Australia dan New Zealand,” kata Lizza.

Selama ini PT Lundin Industry Invest sendiri telah banyak memenuhi pesanan kapal dari berbagai negara seperti Amerika, Rusia, Australia, Malaysia, Brunai, Thailand, Swedia, Hongkong, dan kawasan Timur Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement