Jumat 24 Oct 2014 12:33 WIB

Subsidi BBM Diturunkan, Harga Saham Dapat Naik

Rep: Satya Festiani/ Red: Indira Rezkisari
Layar pergerakan harga saham di sebuah bursa efek di Jakarta.
Foto: Republika/Prayogi/ca
Layar pergerakan harga saham di sebuah bursa efek di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pemerintah berencana untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang kemungkinan dilaksanakan pada tahun ini. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai langkah tersebut dapat menaikan harga saham.

"Kalau subsidi bisa menghemat biaya sehingga biaya bisa dialokasikan ke yang produktif, subsidi sekarang hampir Rp 300 triliun. Kalau separuh bisa kita manfaatkan ke infrastruktur, itu dampaknya ke ekonomi lebih signifikan dan persepsi orang akan positif," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad di Palembang, Kamis (23/10) petang. Persepsi yang positif tersebut dapat meningkatkan harga saham.

Kendati demikian, ia mengakui bahwa kenaikan harga BBM akan mempengaruhi kinerja beberapa emiten, seperti sektor retail. Retail sangat bergantung daya beli masyarakat. "Kalau daya beli masyarakat terganggu, retail akan turun," ujarnya.

Sementara itu, sektor konsumsi dianggap tahan terhadap kenaikan harga BBM. Masyarakat masih akan terus membeli kebutuhan dasar hidup walaupun daya beli menurun karena naiknya harga BBM. "Orang tidak mungkin tidak makan, tidak sikat gigi, tidak beli sabun. Produk seperti Unilever itu tetap akan produksi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement