Senin 20 Oct 2014 10:52 WIB
Pelantikan Jokowi

Ini Beban 'Berat' Jokowi-JK di Bidang Energi

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Jokowi dan Jusuf Kalla di Rumah Transisi, Jakarta Pusat, Ahad (28/9) malam WIB.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Jokowi dan Jusuf Kalla di Rumah Transisi, Jakarta Pusat, Ahad (28/9) malam WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memiliki beban besar ke depan khususnya bidang energi. Pemerintahan Presiden terpilih Joko Widodo dan Wakil Presiden, Jusuf Kalla harus membangun pembangkit listrik dengan total daya 10 ribu mega watt (MW) per tahun.

Tujuannya, untuk mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo mengatakan, tantangan pemerintah dalam sektor kelistrikkan cukup berat. Pasalnya, masih terdapat masyarakat yang belum menikmati listrik.

''Bangun 6.000 sampai dengan 10 ribu MW per tahun sampai 2025,'' kata dia di Kementerian ESDM di Jakarta, Senin (20/10) pagi.

Menurut Susilo, pemerintah baru harus mampu mencari energi yang paling tepat dan efektif untuk Indonesia. Sumber energi baru terbarukan (EBT) harus bisa dikembangkan secara masif. Pasalnya, potensi EBT di Indonesia cukup tinggi.

Dia berpesan, pemerintah baru tidak boleh menyepelekan pemanfaatan energi berkapasitas kecil. Semisal, pengembangan hidro, pemanfaatan mikrohidro, minihidro, dan biomassa. Alasannya, seluruh energi mikro itu bisa digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement