REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Selama menjabat sebagai presiden selama dua periode, duet kepemimpinan SBY-JK dinilai bekerja lebih baik ketimbang SBY-Boediono. Hal ini tercermin dari tingkat pertumbuhan ekonomi yang justru melambat pada periode kedua pemerintahan SBY.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sofjan Wanandi mengatakan prestasi SBY di bidang ekonomi kian menurun dari tahun ke tahun. Ketika didampingi wakil presiden Jusuf Kalla, kabinet SBY mampu menggerakkan perekonomian untuk tumbuh di kisaran enam persen.
Akan tetapi pada akhir masa jabatan di periode kedua, kabinet ekonomi SBY tak mampu mengerek pertumbuhan ekonomi. Akibatnya di akhir 2014 diprediksikan ekonomi tumbuh tak lebih dari 5,3 persen.
Sofjan juga mengkritisi SBY yang tidak memiliki keberanian menaikkan harga BBM. Sementara itu defisit neraca perdagangan terus meningkat karena dibebani subsidi BBM. Ia menganggap SBY tengah melakukan pencitraan dengan tidak menaikkan harga BBM. "Beban menaikkan harga BBM ia wariskan kepada pemerintahan yang baru," kata Sofjan saat dihubungi Republika, Rabu (15/10).
Lebih lanjut ia memaparkan subsidi BBM juga salah sasaran karena tidak diterima masyarakat yang berhak. Subsidi justru dinikmati oleh kalangan berduit. Seharusnya, anggaran untuk mensubsidi BBM diarahkan ke sektor-sektor yang lebih produktif seperti pembangunan infrastruktur. Dengan pembangunan ini maka Indonesia dapat meningkatkan daya saing di tingkat dunia.
"Sekarang bisa kita lihat tingkat pengangguran masih tinggi dan gini ratio bertambah," imbuhnya.
Di sektor industri, pemerintahan SBY juga dinilai masih melempem. Sofjan mengatakan selama ini industrialisasi berjalan sendiri tanpa ada kebijakan yang sinergis dari pemerintah. Ditambah lagi, serbuan barang-barang impor telah melemahkan produksi dalam negeri.
Ia berharap Jokowi-JK dapat menciptakan kabinet yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintahan yang akan datang harus mampu menyelesaikan persoalan mendasar di bidang ekonomi seperti mengurangi tingkat pengangguran.
"Kita brharap Jokowi-JK menelurkan kebijakan-kebijakan ekonomi yang membawa ke arah yang lebih baik, karena Indonesia adalah negara yang besar dan terlalu kaya jadi tidak mungkin kalau kita tidak mampu memanfaatkan kekayaan tersebut," paparnya.