Selasa 14 Oct 2014 05:35 WIB

Dari 100 Orang, Hanya 18 Orang Paham Asuransi

Rep: c88/ Red: Esthi Maharani
Aktivitas di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Senin (22/9). (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Aktivitas di kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta, Senin (22/9). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kesadaran masyarakat Indonesia dalam berasuransi masih rendah. Hasil Survey Nasional Literasi Keuangan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2013 menunjukkan baru 17,84 persen penduduk Indonesia yang sudah mengerti manfaat asuransi dengan baik. Artinya setiap seratus penduduk hanya 18 orang yang memahami kegunaan asuransi.

Data yang sama juga menunjukkan hanya 11,81 persen penduduk Indonesia yang menggunakan produk dan jasa perasuransian. Itu sama dengan 12 orang dari setiap seratus penduduk yang memanfaatkan asuransi.

Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Hendrisman Rahim mengatakan rendahnya jumlah penduduk yang memanfaatkan asuransi menandakan perencanaan keuangan yang belum baik.

"Ini sangat disayangkan mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar," katanya pada Senin (13/10) di Jakarta.

Dengan rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia, butuh strategi khusus yang perlu dikembangkan untuk mengenalkan pentingnya asuransi kepada masyarakat. Salah satunya adalah dengan diluncurkannya asuransi mikro.

Dengan adanya asuransi mikro, masyarakat berpenghasilan rendah tetap memperoleh akses untuk memanfaatkan jasa asuransi. Karena, premi maksimal untuk produk asuransi mikro hanya sebesar Rp 50 ribu.

"Saat ini semua lembaga asuransi yang tergabung dalam DAI sepakat untuk menjual produk berupa asuransi mikro," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement