Jumat 03 Oct 2014 16:27 WIB

Merugi, Perusahaan 'Angry Birds' Rumahkan Karyawannya

Rep: Niken Paramita/ Red: Mansyur Faqih
Angry Birds
Foto: screencrush.com
Angry Birds

REPUBLIKA.CO.ID, FINLANDIA -- Nama Angry Birds mungkin tak lagi setenar dulu. Perusahaan pengembangnya, Rovio, berencana untuk memangkas 130 karyawan atau 16 persen tenaga kerja di kantornya di Finlandia. 

Perusahaan mengatakan, pertumbuhan pendapatan Rovio tidak sekuat yang diharapkan. Karena itu dibutuhkan struktur yang lebih sederhana. 

Rovio awalnya bercita-cita menjadi merek hiburan yang setara dengan Walt Disney. Langkah itu diwujudkan dengan memperluas merek dagang Angry Birds sebagai serial animasi televisi, mainan dan pakaian. 

Angry Birds juga bahkan akan muncul dalam versi layar lebar pada 2016.

Namun di tengah persaingan dari berbagai nama permainan baru, keuntungan Rovio malah turun setengah dari tahun lalu menjadi 36,5 juta euro. Ini lantaran adanya investasi dan penguluran penjualan.

"Kami telah membangun tim kami dengan asumsi pertumbuhan yang lebih cepat dibanding kenyataannya. Karena itu kami mengumumkan untuk rencana penyederhanaan organisasi. Kami perlu mempertimbangkan pengurangan karyawan mungkin," ujar chief executive Mikael Hed dalam pernyataan yang dilansir Reuters, Kamis (3/10).

Pada awal kemunculannya, Angry Birds sempat menjadi game terpopuler di smartphone. Namun analis mengatakan, Rovio terlambat untuk mengantisipasi pergeseran tren seiring dengan banyaknya game gratis yang tersedia di smartphone.

Rovio sempat memperkenalkan fitur baru seperti Angry Birds Stella dan Angry Birds Go!. Namun tetap tak bisa mengulang kesuksesan game asli yang diluncurkan pada 2009. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement