REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham-saham di Wall Street berakhir turun tajam pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah data ekonomi AS bervariasi di tengah memburuknya kecemasan atas pertumbuhan ekonomi global dan konfirmasi kasus Ebola pertama di Amerika Serikat.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 238,19 poin (1,40 persen) menjadi 16.804,71.
Indeks berbasis luas S&P 500 jatuh 26,13 poin (1,32 persen) menjadi 1.946,16, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq merosot 71,30 poin (1,59 persen) menjadi 4.422,09.
Pekerjaan sektor swasta AS meningkat sebesar 213.000 pada September dari Agustus, menurut perusahaan penggajian ADP.
Tetapi Departemen Perdagangan melaporkan bahwa belanja konstruksi pada Agustus secara tak terduga turun 0,8 persen, sementara laporan dari Institute for Supply Management (ISM) menunjuk ke perlambatan moderat dalam aktivitas manufaktur September dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Para analis menggambarkan kekhawatiran berbagai isu, termasuk penguatan dolar AS, harga minyak lebih rendah yang menghantam ekuitas energi dan konfirmasi pertama kasus virus Ebola di AS.
Michael James, direktur pelaksana perdagangan saham di Wedbush Securities, menggambarkan sentimen pasar sebagai "mengerikan."
Kerugian cukup luas. Hampir semua dari 30-anggota Dow turun, termasuk Intel (-2,4 persen), Johnson & Johnson (-2,2 persen), JPMorgan Chase (-0,8 persen) dan Wal-Mart Stores (-0,5 persen).
Saham-saham perusahaan penerbangan menderita karena spekulasi kasus Ebola akan mengakibatkan lalu lintas penumpang lebih rendah. Delta Air Lines jatuh 3,5 persen, sementara United Airlines kehilangan 2,8 persen.
Tekmira Pharmaceuticals, yang sedang mengembangkan pengobatan untuk virus Ebola, melonjak 18,2 persen.
General Motors melonjak 1,7 persen karena menguraikan rencana untuk mencapai margin laba sebelum pajak 9,0-10,0 persen pada awal 2020. Elemen-elemen penting termasuk kembali unit Eropa untuk profitabilitas pada 2016 dan pertumbuhan penjualan di Tiongkok menjadi lebih dari 30 juta kendaraan pada 2018.
Cola-Cola naik 0,2 persen menjadikan anggota Dow satu-satunya yang berakhir lebih tinggi setelah patuh pada kritik dari Warren Buffett dan lain-lainnya, memangkas rencana kompensasi eksekutifnya.
The New York Times Company melonjak 9,6 persen atas rencana untuk mengurangi 100 pekerjaan ruang berita (newsroom) untuk memotong biaya, pengurangan mewakili sekitar 7,5 persen dari staf.
Harga obligasi melompat lebih tinggi. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS jatuh menjadi 2,40 persen dari 2,51 persen pada Selasa, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 3,11 persen dari 3,21 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.