REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Provinsi Maluku Utara merindukan kehadiran Citilink, sebagai maskapai yang menawarkan penerbangan murah untuk melayani rute di wilayah tersebut. Penyebabnya, biaya tiket pesawat dari dan menuju Ternate (ibu kota Maluku Utara) masih sangat mahal.
"Sangat merindukan ada rute Citilink ke Ternate. Kalau Citilink masuk sangat luar biasa karena kita sangat membutuhkan penerbangan murah," kata Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba kepada Republika, Jumat (26/9).
Menurut Kasuba, saat ini baru ada dua maskapai nasional yang menempuh rute Ternate-Jakarta atau Ternate-Manado-Jakarta dan sebaliknya. Tetapi, jadwal penerbangannya masih sedikit, yakni seminggu tiga kali. Itu pun sangat mahal.
"Biasanya harga tiket di atas Rp 2 juta hingga Rp 4 jutaan. Kalau bisa kan di bawah itu harganya," kata Kasuba.
Kasuba mengatakan, penerbangan murah seperti Citilink sangat diperlukan di wilayahnya. Apalagi saat ini pemerintah sedang gencar mengampanyekan wilayah Maluku Utara sebagai daerah tujuan wisata.
Di provinsi itu, terdapat beberapa tempat wisata yang terkenal. Di antaranya, Kota Ternate yang memiliki Gunung Gamalama dan Istana Kerajaan Ternate. Selain itu, ada juga Pulau Tidore dan Pulau Morotai yang menyimpan banyak bukti sejarah tentang Perang Dunia Kedua.
"Karena itu, penerbangan murah seperti Citilink akan membuat wisatawan sering mengunjungi Maluku Utara. Apalagi kalau jadwal penerbangannya setiap hari," kata Kasuba.
Untuk mewujudkan keinginannya itu, Kasuba akan segera memerintahkan Dinas Perhubungan Provinsi Maluku Utara untuk melobi pihak Citilink dan Kementerian Perhubungan terkait perizinan. Selain itu, pihaknya juga terus memperbaiki sarana dan prasarana pendukung seperti bandara Sultan Babullah dan infrastruktur lainnya.
Menanggapi keinginan gubernur Maluku Utara, Direktur Utama PT Citilink Indonesia, Arif Wibowo, mengatakan pihaknya memang berencana untuk membuka jalur penerbangan di kawasan timur Indonesia. Terutama, di setiap ibu kota provinsi kawasan tersebut. Rencananya, pada Oktober mendatang, Citilink akan mengoperasikan rute Surabaya-Makassar.
Untuk kota lainnya, seperti Ternate dan Kendari, Citilink memang belum mengurus izin ke pemerintah. Citilink harus menunggu waktu tiga tahun sejak pertama beroperasi, yakni pada 2012 lalu, untuk bisa menambah rute ke Ternate atau Kendari.
"Nah makanya kita sangat berterima kasih jika pemerintah daerah setempat bisa meyakinkan Kementerian Perhubungan, mungkin bisa lebih cepat karena ini menyangkut kebutuhan daerah," kata Arif saat dihubungi Republika.
Arif mengatakan, Citilink akan terus mengusahakan agar bisa mengoperasikan seluruh rute yang melintasi setiap ibu kota provinsi di kawasan Timur Indonesia. Jika tak ada halangan, rencana itu akan terwujud pada 2015 mendatang.
Seperti diketahui, berdasarkan situs resminya, Citilink (PT Citilink Indonesia) merupakan maskapai yang merupakan anak perusahaan Garuda Indonesia. Perusahaan ini berdiri tahun 2001 sebagai Unit Bisnis Strategis (UBS) dan difungsikan sebagai salah satu alternatif penerbangan berbiaya murah di Indonesia. Sejak 30 Juli 2012, Citilink secara resmi beroperasi sebagai entitas bisnis yang terpisah dari Garuda Indonesia setelah mendapatkan Air Operator Certificate (AOC).