REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Walaupun telat akhirnya PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) menyetorkan jaminan kesungguhan pembangunan smelter senilai 25 juta dolar AS. Padahal, seharusnya PT NNT beri dana jaminan pada Jumat lalu, sedangkan dana tersebut diberikan pada Rabu (24/9).
Namun, keterlambatan itu juga merupakan kesalahan Kementerian ESDM karena leletnya menghitung kuota ekspor PT NNT. Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM R Sukhyar mengatakan, jaminan kesungguhan akhirnya telah disetor ke Bank Mandiri.
''Jaminan kesungguhan yang diberikan digabung sama Freeport,'' kata dia di Ditjen Minerba, Kamis (25/9) siang. Menurut Sukhyar, jaminan kesungguhan telat karena pihaknya meminta terlambat. Pasalnya, pihaknya membutuhkan waktu lama untuk menghitung kuota ekspor konsentrat.
Alasannya, Freeport sempat menginginkan untuk menggunakan kapasitas smelter secara keseluruhan. Artinya, ada kemungkinan PT NNT tidak mendapatkan jatah kuota smelter Freeport.
Setelah kepastian didapat baru PT NNT diminta menyetorkan jaminan kesungguhan. Sukhyar mengatakan, apabila PT NNT ingin menambah kuota bisa kerja sama dengan pihak lain. Dia membebaskan PT NNT untuk bekerja sama dengan pihak manapun. Dalam hal ini pemerintah tidak harus turun tangan.