Selasa 23 Sep 2014 13:09 WIB

Cegah Perang Suku Bunga, Ini Resep dari BI

Rep: Satya Festiani/ Red: Julkifli Marbun
Mirza Adityaswara
Foto: antara
Mirza Adityaswara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan di Indonesia melakukan perang suku bunga deposito. Mereka menawarkan bunga di atas yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebesar 7,75 persen. Bunga tersebut diberikan pada nasabah yang memiliki dana besar.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan, perang suku bunga tidak akan terjadi jika bank tidak menggenjot kreditnya secara agresif.

"Kalau dia terus genjot kredit padahal Loan to Deposit (LDR) nya tinggi, maka dana yang dicari itu jadi jual mahal kan," ujar Mirza di DPR, Senin (23/9). Menurutnya, nasabah tidak akan meminta bunga tinggi jika bank tidak mengejar deposit secara agresif untuk memenuhi penyaluran kreditnya.

Selain karena likuiditas yang sudah ketat, perbankan juga mematok bunga simpanan yang tinggi agar lebih menarik. Alasannya, tren suku bunga AS atau Fed Fund Rate diproyeksikan akan meningkat.

Mirza mengatakan, perbankan harus memperlambat penyaluran kredit atau mencari sumber dana baru agar tidak terjadi perang suku bunga. Sumber dana lain tersebut bisa berasal dari pasar obligasi, penerbitan Medium Term Note (MTN) dan penerbitan Negotiable Certificate of Deposit (NCD).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement