REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Masyarakat diminta untuk tidak mengkhawatirkan inflasi jika harga BBM dinaikkan tahun ini.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, berdasarkan pengalaman tahun lalu inflasi di akhir tahun diprediksi terkendali. Hal ini disebabkan masa tahun ajaran baru, ramadhan, dan puasa telah terlewati. "Tren inflasi September hingga November biasanya terkendali," terangnya saat ditemui usai membuka Seminar Nasional Ikatan Perstatistikan Indonesia di Jakarta, Jumat (19/9).
Suryamin mengatakan, inflasi dua persen yang diprediksi para pengamat jika kenaikan BBM dilakukan belum tentu akan terjadi. Kenaikan BBM, lanjutnya, memang akan berdampak pada inflasi. Hal ini dikarenakan BBM digunakan sebagai faktor produksi dan transportasi.
Tetapi kenaikan inflasi dapat ditekan dengan adanya suplai pangan yang mencukupi. "Ada yang mendorong ke atas tapi ada pula yang menekan ke bawah," tambahnya.
Suplai dan distribusi pangan yang baik dinilai dapat menekan inflasi. Meski saat ini sedang memasuki musim kering, namun di beberapa negara di sekitar Indonesia mengalami banjir. Oleh karena itu musim hujan diramalkan juga akan turun di Indonesia tak lama lagi.
"Pemerintah kemarin juga sudah membeli bahan pangan untuk persediaan di masa-masa seperti ini," pungkas dia.
Sebagaimana diketahui, kuota BBM bersubsidi sebesar 46 juta kiloliter diprediksi tidak akan mencukupi hingga akhir tahun ini. Sehingga, menaikkan harga BBM menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan oleh pemerintahan Jokowi kelak.