Kamis 18 Sep 2014 18:57 WIB

Miris, Sampai 2022 Indonesia Masih Bergantung Batu Bara

Rep: C88/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Proses bongkar muat batu bara dari kapal ke truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Ahad (12/1).  (Republika/Adhi Wicaksono)
Proses bongkar muat batu bara dari kapal ke truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Ahad (12/1). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian ESDM meyakini hingga 2022 batu bara masih menjadi tulang punggung energi Indonesia. Dengan cadangan baru bara sebesar 35 milyar ton, maka tak heran jika pengembangan energi baru dan terbarukan belum menjadi prioritas.

"Indonesia tidak punya pilihan lain selain bergantung pada batu bara sebagai pembangkit listrik," kata Wamen ESDM Susilo Siswoutomo di Jakarta, Kamis (18/9). Menurut Susilo, alternatif sumber energi terbarukan yang dapat diusahakan oleh pemerintah adalah hydro.

Akan tetapi teknologi tersebut hanya dapat dikembangkan di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. "Sehingga yang lain harus turn down," terangnya.

Soal dampak lingkungan yang timbul akibat pemakaian batu bara, Susilo mengatakan bahwa itu menjadi tanggung jawab semua negara-negara di dunia. "Indonesia hanya mengadaptasi teknologi yang dibawa dari luar sehingga mereka harus membantu Indonesia untuk menciptakan teknologi yang ramah lingkungan," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement