Kamis 18 Sep 2014 18:45 WIB

Industri Otomotif Diminta Ekspansi Keluar Jawa

Pengunjung melihat-lihat mobil berbagai merek yang dipajang pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 di JIEXpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (18/9). (Prayogi/Republika)
Foto: Prayogi/Republika
Pengunjung melihat-lihat mobil berbagai merek yang dipajang pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 di JIEXpo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (18/9). (Prayogi/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri otomotif dunia yang sudah berinvestasi di Indonesia diminta untuk melakukan ekspansi ke luar Pulau Jawa guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi di kawasan lain di negeri ini.

"Setelah kapasitas produksi (mobil) mencapai tiga juta, investasi otomotif diarahkan ke luar Jawa seperti Balikpapan (Kalimantan Timur) dan Sulawesi Selatan," kata Menteri Perdagangan M Lutfi pada pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) ke-22 di Jakarta, Kamis (18/9).

Ia memprediksi dalam kurun waktu sekitar 10 tahun kapasitas produksi mobil di Indonesia akan mencapai tiga juta unit. Bahkan dalam 15 tahun, kata dia, kapasitas produksi mobil di dalam negeri bisa menembus lima juta unit.

Pada 2014, menurut Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Sudirman MR, kapasitas produksi mobil di Indonesia diperkirakan mendekati angka dua juta unit, naik dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 1,386 juta unit. "Kami perkirakan sampai akhir tahun ini kapasitas produksi mendekati dua juta, atau 1,998 juta unit," katanya.

Mendengar hal itu, Menteri Perdagangan M Lutfi meminta industri otomotif mengarahkan investasinya di luar Jakarta dan sekitarnya.

"Setelah kapasitas produksi menembus dua juta unit, (investasi) harus pindah ke luar Jakarta, seperti ke Semarang, Pasuruan, atau Banyuwangi," katanya.

Selain itu, setelah kapasitas produksi mobil menembus tiga juta unit, lanjut dia, investasi sebaiknya diarahkan ke luar Pulau Jawa.

Menanggapi hal itu, Wakil Presdir PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono mengatakan untuk mendorong investasi otomotif ke daerah lain, bahkan ke luar Pulau Jawa, harus ada infrastruktur yang memadai dan insentif fiskal. "Namun sebaiknya pemerintah serius dulu memperbaiki infrastruktur yang ada di Jawa saja masih kurang. Nanti pelaku bisnis akan datang sendiri ke sana, kalau infrastrukturnya bagus," katanya.

Ditambahkan GM External Affair Division TMMIN Teguh Trihono, dalam melakukan investasi, pelaku bisnis maupun pemegang merek otomotif, termasuk Toyota, pasti melihat pasar, infrastruktur, pemasok atau industri pendukung, serta kesiapan sumber daya manusia (SDM).

"Kalau pasar, Pulau Jawa masih besar, begitu juga dengan infrastruktur, pemasok, dan SDM yang handal telah tersedia," katanya.

Hal senada dikemukakan Direktur Pemasaran dan Purnajual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy. Ia mengatakan bila pemerintah telah membangun infrastruktur yang baik di daerah tujuan investasi tersebut, pasti investor datang. "Bisa saja itu dilakukan, bila ada perlakuan khusus dan infrastrukturnya dibangun seperti di Jawa," katanya.

Honda sendiri, lanjut dia, telah terbiasa membangun pabrik di beberapa lokasi pada suatu negara, termasuk di Jepang dan Cina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement