Kamis 11 Sep 2014 19:31 WIB

Penumpang Pesawat Diprediksi Migrasi ke Kereta

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Sejumlah petugas memeriksa pesawat ATR 72-600 Garuda Indonesia yang tiba di Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin, Sumbawa Besar usai melakukan penerbangan khusus (explore flight) dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (23/7).
Foto: antara
Sejumlah petugas memeriksa pesawat ATR 72-600 Garuda Indonesia yang tiba di Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin, Sumbawa Besar usai melakukan penerbangan khusus (explore flight) dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia National Air Carriers Association (INACA) menilai para penumpang pesawat akan beralih moda transportasi ketika tarif penerbangan dinaikkan. Penumpang yang kemungkinan beralih adalah mereka yang menggunakan penerbangann pendek atau terjangkau alat transportasi darat.

Ketua bidang Penerbangan tak Berjadwal Denon Prawiraatmadja mengatakan, kenaikan tarif tiket pesawat tidak bisa dielakkan lagi. ''Akibat harga avtur,kurs dolar, tarif leasing dan lainnya,'' kata dia kepada //ROL//, Kamis (11/9) siang.

Menurut Denon, walaupun terdapat penumpang yang akan beralih moda transportasi dampaknya tidak akan terlalu besar. Pasalnya, permintaan terus meningkat.

Penumpang yang beralih alat transportasi ke yang lainnya diprediksi tidak akan terlalu banyak. Khususnya, rute-rute gemuk. Semisal, Jakarta - Singapura.

Dia mengaku, pihaknya belum menghitung jumlah penumpang yang akan beralih moda transportasi. Diprediksi, mayoritas penumpang beralih ke kereta api.

Selain itu, kata Denon, penumpang yang beralih yang rutenya pendek atau terjangkau alat transportasi darat. Semisal rute Jakarta- Bandung, Jakarta-Semarang, dan lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement