Rabu 10 Sep 2014 20:00 WIB

BRI Tak Akan Naikan Bunga Kredit Mikro

Rep: Satya Festiani/ Red: Djibril Muhammad
Bank Rakyat Indonesia
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Bank Rakyat Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) tidak akan menaikan suku bunga kredit mikro kendati likuiditas masih ketat. Bank yang mayoritas kreditnya disalurkan pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) itu lebih memilih untuk melakukan efisiensi agar marjin tetap terjaga.

Direktur UMKM BRI Djarot Kusumayakti mengatakan, tekanan likuiditas memang membuat marjin bunga bersih (NIM) menurun. Namun, selama masih ada upaya lain menahan marjin tanpa menaikkan suku bunga pinjaman, BRI tidak akan menaikan bunga, utamanya mikro.

"Salah satunya, kami akan lakukan efisiensi biaya pencadangan karena dibalik kenaikan itu pasti ada

risiko," ujar Djarot yang ditemui usai Penandatanganan MoU antara BRI dan RNI, Rabu (10/9).

Menurutnya, kenaikan suku bunga akan menimbulkan risiko kenaikan rasio kredit bermasalah (NPL). Kenaikan NPL akan mengerek biaya pencadangan.

Ia mengatakan, debitur mikro sensitif terhadap kenaikan suku bunga pinjaman karena mereka tidak memiliki persiapan untuk penambahan biaya. "Meskipun itu naiknya kecil tapi kadang-kadang mereka shock. Ini yang harus kita pertimbangkan," ujarnya.

Sebanyak 78 persen dari portfolio kredit BRI disalurkan untuk sektor UMKM, terutama mikro. Djarot mengatakan, BRI berharap sektor mikro dapat menjadi anchor dalam ekonomi lokal. Sektor mikro diharapkan mampu menahan gejolak ekonomi makro.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement