Rabu 03 Sep 2014 17:15 WIB

BEI: Pelaku Pasar Optimistis dengan Pemerintah Jokowi-JK

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Bursa Efek Indonesia (BEI)

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA--Pasca pilpres, dunia investasi tampak optimis meski dibayangi rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Namun mereka berharap, pemerintah mampu meredam gejolak nasional agar iklim investasi tetap kondusif.

Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Frederica Widyasari Dewi mengungkapkan tahun ini ekspektasi investor asing terbilang tinggi. Mereka menunjukkan optimisme terhadap perkembangan pasar modal Indonesia.

Untuk saat ini, para investor masih mengamati perkembangan kondisi Indonesia. Namun, Frederika mengungkapkan tak pernah terlambat bagi investor lokal untuk masuk dan memperkuat pasar modal nasional saat ini.

64 persen kepemilikan saham di pasar modal Indonesia masih oleh asing. BEI sendiri mengupayakan edukasi kontinyu bagi investor domestik sehingga saat terjadi outflow investasi, ekonomi Indonesia bisa tetap baik.

Dari data yang dikumpulkan BEI Franderica menyebut prospek Indonesia tidak hanya bagus hingga 2030 tapi hingga 2050. ''Ekonom Rusia menyebut Indonesia bisa menjadi negara ekonomi terbaik ke empat pada 2050.

Indonesia juga menunjukkan perkembangan positif di sisi hukum sehingga investor merasa lebih aman,'' papar Frederica dalam seminar Peluang dan Prediksi Global Market Paska Pemilu, Rabu (3/9).

Dalam 10 tahun ini, pasar saham Indonesia juga masih masuk lima besar karena ekonomi yang tumbuh relatif stabil. Hingga 2014 ini, indeks tumbuh 20 persen.

Return saham Indonesia pun masih yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. Saham di bidang keuangan, pangan, dan infrastruktur masih jadi yang paling menarik di bursa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement