Rabu 03 Sep 2014 12:59 WIB

Asuransi dan Dana Pensiun Ideal bagi Pembiayaan Infrastruktur

Rep: Satya Festiani/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Pengerjaan proyek infrastruktur jalan layang tol akses Pelabuhan Tanjung Priok-Simpang Jampea, Jakarta Utara.
Foto: Antara/Wahyu Putro
Pengerjaan proyek infrastruktur jalan layang tol akses Pelabuhan Tanjung Priok-Simpang Jampea, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia masih membutuhkan sumber pembiayaan untuk membangun infrastruktur. Sumber pembiayaan tersebut harus berasal dari dana jangka panjang karena pembangunan membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

Pembiayaan dari perbankan dianggap kurang sesuai karena dananya berasal dari dana jangka pendek. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan sumber pembiayaan dari luar perbankan perlu dicari. OJK mendorong peran serta industri keuangan lainnya seperti asuransi dan dana pensiun.

Muliaman mengatakan, polis asuransi dan dana pensiun bersifat jangka panjang. Pasar modal pun bisa digali lagi untuk mendapatkan sumber pembiayaan.

Saat ini investor lokal hanya sebesar 400 ribu orang, sedangkan jumlah perusahaan yang sudah terdaftar sebesar 400. "Jumlah perusahaan Indonesia yang menengah sebanyak 10 ribu lebih. Ini akan sangat banyak membantu pemenuhan kebutuhan pembiayaan jangka panjang," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement