Senin 01 Sep 2014 14:38 WIB

Gabungan Bahan Pangan Masih Jadi Penyebab Terbesar Inflasi

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
Pekerja melakukan bongkar muat beras Bulog di gudang Bulog, Jakarta, Kamis (17/7). (Prayogi/Republika)
Foto: Prayogi/Republika
Pekerja melakukan bongkar muat beras Bulog di gudang Bulog, Jakarta, Kamis (17/7). (Prayogi/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --  Badan Pusat Statistik melaporkan, harga bahan pangan masih menjadi pemicu inflasi sebesar 0,47 persen di bulan Agustus. Bahan pangan tersebut yaitu ikan segar, beras dan daging ayam ras.

Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin, ikan segar berkontribusi sebesar 0,04 persen dengan perubahan kenaikan harga 1,39 persen. Kenaikan harga disebabkan faktor cuaca yang mengakibatkan nelayan sulit melaut.

"Jenis ikan yang harganya naik diantaranya bandengan dan kembung," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin, Senin (1/9).

Selanjutnya beras berkontribusi  sebanyak 0,02 persen dengan kenaikan harga 0,61 persen. Kondisi ini terjadi di 49 kota IHK (Indeks Harga Konsumen). Kenaikan harga tertinggi terjadi di Padang dengan nilai 7 persen dan Bukit Tinggi sebesar 4 persen.

Sementara itu kontribusi daging ayam ras terhadap inflasi sebesar 0,02 persen dengan kenaikan harga sebesar 1,89 persen. Kenaikan harga terjadi di 44 kota IHK. Cilacap menjadi kota dengan kenaikan harga daging ayam ras tertinggi dengan persentase 12 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement