REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak berkembangnya energi baru terbarukan (EBT) disebabkan bahan bakar minyak (BBM) disubsidi pemerintah. Padahal, potensi EBT di Indonesia betul-betul menjanjikan.
Ketua Komite Tetap Hulu Migas Kadin Firlie Ganinduto mengatakan, selama BBM bersubsidi masih ada, EBT akan tetap terabaikan. ''Biodiesel tak akan berkembang selama diesel masih dijual harga subsidi,'' kata dia dalam sesi kedua Dialog KEN 2050 : Arah dan Tantangan Pemerintah Baru dalam Mewujudkan Kedaulatan Energi Nasional, Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (21/8).
Menurut Firlie, selama BBM masih diberikan subsidi oleh pemerintah, biodiesel tidak akan berkembang. Alasannya, masyarakat tetap bergantung kepada energi fosil tersebut karena harganya diskon oleh pemerintah.
Selain itu, dia berpendapat, subsidi energi sekitar Rp 360 triliun tidak diterima secara merata. Pasalnya, masih ada warga yang belum mendapatkan jatah energi.
Firlie berpandangan, masih banyak potensi EBT yang belum dimanfaatkan. Sebagai contoh, 40 persen cadangan panas bumi dunia berada di Indonesia. Sedangkan konsumsi panas bumi di Indonesia baru mencapai empat persen.