Sabtu 09 Aug 2014 09:16 WIB

Wall Street Melonjak di Tengah Serangan Udara AS di Irak

Penanda Wall Street, New York, Amerika Serikat.
Foto: blog.doostang.com
Penanda Wall Street, New York, Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham-saham di Wall Street terdorong lebih tinggi pada Jumat (Sabtu pagi WIB) meskipun AS meluncurkan serangan udara di Irak, karena investor menggenjot pembelian di pasar yang beberapa analis katakan telah "oversold".

Indeks Dow Jones Industrial Average melompat 185,66 poin (1,13 persen) menjadi ditutup pada 16.553,93.

Indeks berbasis luas S&P 500 naik 22,02 poin (1,15 persen) menjadi berakhir di 1.931,59, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq melesat 35,93 poin (0,83 persen) lebih tinggi menjadi 4.370,90.

"Hari ini bangkit," kata Tom Cahill, ahli strategi portofolio di Ventura Wealth Management. "Itu hanya karena 'oversold' dalam jangka pendek, itu membuat banyak yang merasakan itu akan bangkit kembali. "

Menuju ke perdagangan Jumat, saham-saham AS telah lebih rendah untuk minggu ini karena para investor mencerna memburuknya ketegangan atas Ukraina dan peningkatan tajam dalam kekerasan di Irak yang mendorong serangan udara pertama AS sejak 2011.

"Pasar ini terus mengabaikan kekhawatiran dan negatif," kata Michale James, direktur pelaksana perdagangan saham di Wedbush Securities.

Anggota Dow, McDonald, naik 0,3 persen setelah mengatakan penjualan globalnya pada Juli turun 2,5 persen, dengan penjualan di Asia tenggelam 7,3 persen menyusul sebuah laporan bahwa pihaknya menggunakan daging yang tidak aman di Tiongkok.

Amazon naik 1,7 persen karena sekelompok lebih dari 900 penulis meminta pengecer daring (online) itu mengakhiri perselisihannya dengan penerbit Hachette atas penentuan harga buku.

Para penulis mengatakan mereka "tidak memihak" dalam sengketa tetapi bahwa Amazon tidak akan mengambil tindakan yang dapat merugikan para penulis.

Tekmira Pharmaceuticals melonjak 45.1 persen lebih tinggi setelah pejabat AS memperlonggar pembatasan penggunaan obat percobaannya untuk mengobati virus Ebola.

Gap melonjak 5,9 persen karena penjualannya pada Juli naik 2,0 persen. Pengecer ini memproyeksikan laba kuartal kedua 73-74 sen per saham, jauh di atas 66 persen yang diperkirakan para aanalis.

Pengembang permainan sosial Zynga turun 1,4 persen setelah melaporkan kerugian kuartal kedua 62,5 juta dolar AS, dibandingkan dengan kerugian sebesar 15,8 juta dolar AS pada tahun lalu.

Harga obligasi tidak berubah. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS bertahan stabil 2,42 persen, sedangkan pada obligasi 30-tahun diperdagangkan pada 3,23 persen, tingkat yang sama pada Kamis. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement