REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatat kontribusi ekspor hingga akhir semester pertama tahun ini sebesar lima persen. Tahun lalu, kontribusi ekspor hanya empat persen.
Sekretaris Perusahaan Vidjongtius mengatakan, pertumbuhan ekspor lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di pasar domestik. Respon pasar luar negeri, terutama di ASEAN terhadap produk-produk Kalbe cukup baik.
Pertumbuhan ekspor dari tahun ke tahun mencapai 30 persen sampai 35 persen. "Ini akan kita teruskan karena menunjukkan tren positif," ujar Vidjongtius, Jumat (8/8).
Ia mencontohkan produk obat batuk Woods cukup populer di Malaysia dan Singapura. Produk minuman berenergi Ekstra Joss cukup digemari pula di Malaysia dan Filipina.
Perseroan akan menambah produk lain di Filipina seperti susu untuk penderita diabetes Diabetasol dan makanan ringan Fitbar. Pasar di Myanmar juga akan dibidik dengan memasukkan susu untuk anak dan minuman berenergi.
Target ekspor di negara ASEAN dinilai cukup menarik. Jika pertumbuhan ekspor konsisten meningkat satu poin persentase, dalam lima tahun kontribusi ekspor mencapai 10 persen.
Sejauh ini perseroan tidak menemukan masalah berarti dalam melakukan ekspor ke negara-negara ASEAN. Tantangan yang dihadapi biasanya regulasi negara setempat dan izin produk kepada regulator. Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diharapkan akan memberikan dampak regulasi berupa kemudahan penjualan produk. "Kompetisi sejauh ini normal-normal saja," kata Vidjongtius.
Sampai saat ini, perseroan belum merencanakan pembangunan pabrik di lokasi tujuan ekspor. Namun jika ada aturan di negara setempat yang mengatakan harus membangun pabrik, perseroan akan mempertimbangkan. "Sejauh ini belum ada yang mengharuskan seperti demikian," kata Vidjongtius.