REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontribusi Kawasan Indonesia Timur (KTI) terhadap Produk Domestik Bruto masih rendah. Bank Indonesia (BI) mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut melalui diversifikasi.
Pada 2013, distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) KTI sebesar 18,2 persen. Dengan wilayah yang lebih kecil, Jakarta dapat menyumbang sebesar 16,57 persen. Sedangkan Sumatera menyumbang 23,81 persen dan Jawa sebesar 41,42 persen.
Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs mengatakan, BI berharap ke depannya daerah yang tergabung dalam KTI, yakni Sulawesi, Maluku, Papua, Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara, tak hanya bergantung pada Sumber Daya Alam (SDA). "Dengan ada diversifikasi, ke depan bisa lebih baik," ujar Peter, Rabu (6/8).
KTI saat ini masih bergantung pada SDA. Padahal nilai tambahnya kecil. SDA pun dapat habis. "Kita harus membuat nilai tambah yang besar sehingga pembangunan ekonominya lebih tinggi," ujarnya.
BI akan melakukan kajian agar KTI dan regional lainnya dapat berkembang. Kajian tersebut juga akan membicarakan tentang penurunan kinerja ekspor yang berbasis SDM, diversifikasi ekonomi di kawasan timur, dan pembangunana ekonomi daerah. Peter mengatakan, pertumbuhan ekonomi regional harus diupayakan perkembangannya sehingga mendukung ekonomi nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan II-2014, struktur perekonomian Indonesia secara spasial masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 58,7 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,74 persen, Pulau Kalimantan 8,31 persen, Pulau Sulawesi 4,84 persen, dan sisanya 4,41 persen di pulau-pulau lainnya.