REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Adhi S Lukman mengatakan kebijakan pembatasan bbm bersubsidi akan menyulitkan pengusaha. Menurutnya akan lebih adil jika pemerintah langsung menaikkan harga bbm ketimbang membatasi jumlahnya.
"Kebijakan ini aneh karena tidak jelas siapa yang berhak mendapat subsidi dan siapa yang tidak," ujarna Rabu (6/8) di Jakarta.
Adhi menuturkan Kadin Indonesia dan asosiasi pengusaha telah lama mengusulkan pemangkasan subsidi bbm. Pemangkasan subsidi bbm yang terencana akan lebih baik daripada pembatasan yang mendadak seperti saat ini. Selama ini, 50 persen biaya distribusi merupakan biaya bbm.
Jika subsidi bbm dihapuskan, maka ia memprediksi akan terjadi kenaikan biaya distribusi antara lima hingga delapan persen. Akibatnya harga-harga makanan dan minuman akan naik. Namun, konsumen akan mampu beradaptasi dengan perubahan itu. "Saya kira dalam waktu sekitar tiga bulan konsumen dapat beradaptasi," kata Adhi.