Kamis 17 Jul 2014 19:30 WIB

Prospek Perekonomian Diprediksi Masih Kuat

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Joko Sadewo
Muhamad Chatib Basri
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Muhamad Chatib Basri

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta -- Kementerian Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan berdiskusi mengenai perkembangan makro ekonomi, fiskal, pasar keuangan dan industri perbankan dari sisi global maupun domestik.

Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengatakan defisit transaksi berjalan saat ini lebih rendah dari tahun lalu. Namun pada kuwartal dua defisit cenderung naik dan akan kembali turun di kuartal tiga dan kuartal empat.

"Overall akan sekitar 27 (miliar US dolar). Tahun lalu sekitar 29 (miliar US dolar)," katanya ditemui usai rapat Forum Koordinasi Stabilisasi Sistem Keuangan (FKSSK), Kamis (17/7).

Jumlah tersebut diperkirakan sekitar 3 persen dari product domestic bruto. Tapi apabila nilai tukar (exchange rate) membaik, angkanya bisa lebih rendah dari tiga persen.

Serangkaian upaya juga dilakukan untuk menurunkan defisit transaksi berjalan. Chatib memperkirakan penetapan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 46 juta kilo liter (KL) akan menurunkan impor. "Impor BBM pasti akan turun karena gak bisa lebih dari 46 (KL). Selain itu, angka China tumbuhnya 7,5 , lebih baik dari perkiraan," kata Chatib.

Ia melanjutkan, bahwa lifting minyak diperkirakan mencapai 818 ribu barel. Hal ini karena Cepu sudah mulai produksi akhir tahun.

Diskusi juga menyimpulkan bahwa prospek perekonomian masih kuat, meskipun sedikit lebih rendah dari perkiraan semula. Permintaan domestik pun terus termoderasi oleh proses penyesuaian struktural perekonomian, sementara pemulihan kinerja eksternal masih relatif terbatas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement