REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, konsumsi lada per kapita meningkat tajam. Hal ini dikarenakan perubahan selera masyarakat dan mulai menjamurnya konsumsi lada hitam di restoran-restoran.
Demikian diungkapkan Direktur Tanaman Penyegar dan Hortikultura, Azwar Abubakar, pada Konferensi Pers Capaian Kinerja Pembangunan Perkebunan Semester I 2014 di Jakarta, Kamis (17/7).
Pada 2014 pemerintah menargetkan kenaikan produksi lada. Jika pada 2013 produksi lada sebesar 88.672 ton dengan volume ekspor 47.907 ton. Tahun ini, ditargetkan naik menjadi 89.620 ton. Dengan luas areal lahan 178.948 hektar, pemerintah yakin target tersebut akan dapat diraih.
Meski demikian, produksi lada bukan tanpa hambatan. Kurangnya minat kaum muda dalam membudidayakan lada menjadikan komoditas ini kering regenerasi.
"Di Vietnam, dilakukan modernisasi diterapkan pada perkebunan lada untuk menarik minat generasi muda," tambah Azwar.
Menurutnya Indonesia juga memiliki konsep modernisasi perkebunan lada. Namun, tambahnya, konsep itu bergantung pada keberpihakan alokasi pendanaan.
"Kita juga perlu waspada karena kadang Vietnam mengimpor lada dari Indonesia tapi dicatut oleh negaranya," kata Azwar. Tindakan itu jelas merugikan negara karena lada Indonesia telah diakui memiliki aroma nomor satu di dunia.