Rabu 16 Jul 2014 21:12 WIB

Investor Tiongkok Beli Pabrik Gula Australia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, ORED -- Perusahaan Tiongkok, yang mengembangkan tahapan kedua dari skema irigasi di wilayah Ord, Australia Barat, telah membeli pabrik gula Kununurra.

Pabrik Gula di wilayah Ord, Kununurra, Australia Barat, pada tahun 2007.
Perusahaan Investasi Agrikultur Kimberley (KAI) saat ini tengah mengembangkan 13.400 hektare tanah irigasi dan telah membeli pabrik gula yang terletak di atas lahan seluas 19 hektare.

Properti tersebut, kini, masih digunakan sebagai kantor dan tidak beroperasi normal sebagai pabrik sejak industri gula lokal jatuh hampir 7 tahun lalu.

Pada tahun 2012, KAI diumumkan oleh Pemerintah negara bagian Australia Barat sebagai pemodal yang diinginkan untuk membangun industri gula di wilayah Ord.

Di samping gula, yang menjadi fokus akhir dari tahapan kedua skema irigasi di Ord, perusahaan tersebut mengatakan, dibutuhkan 10 tahun sebelum industri gula bangkit kembali dan pihaknya akan memproduksi tanaman lain dalam waktu dekat ini. Pabrik gula tersebut, diyakini, digunakan sebagian untuk memproduksi zat ethanol dari air gula.

Brad Williams dari Kamar Dagang Kununurra mengatakan, menggunakan pabrik itu untuk produksi air gula, secara komersil sangat masuk akal. “Saya tak berpikir bahwa ke depannya, mendesain ulang pabrik itu untuk memproduksi gula seperti sedia kala adalah hal yang dapat dilakukan,” ujarnya, baru-baru ini.

Perusahaan logistik Kununurra, ‘Cambridge Gulf Limited’ (CGL), membeli pabrik tersebut 3 tahun lalu dengan bandrol 1,5 juta dolar.

Tony Chafer dari CGL mengungkapkan, perusahannya membeli pabrik tua itu sebagai peluang investasi. “Kami membelinya karena beberapa alasan; pertama, kami berada di bisnis yang peduli terhadap pemegang saham, sehingga kami melihatnya sebagai investasi yang aman. Kedua, kami juga ingin memastikan properti itu akan tersedia bagi perusahaan mana saja yang terlibat dalam ekspansi wilayah Ord,” jelasnya.

Di samping tak adanya konfirmasi mengenai harga yang dibayar, Tony menyebut bahwa pabrik itu dijual untung. “Yang bisa saya bagi, pabrik itu bernilai lebih dari harga yang kami bayarkan,” tuturnya.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement