Rabu 16 Jul 2014 14:15 WIB

Arus Modal Asing Meningkat

Rep: Friska Yolandha/ Red: Mansyur Faqih
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/7).
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terkendalinya pelaksanaan pilpres pada 9 Juli 2014 memberi efek positif terhadap investor, terutama asing. Gelombang arus masuk modal asing masih terus mengalir seiring meningkatnya kepercayaan investor. 

"Kepercayaan investor terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia mendorong tercapainya target resisten indeks harga saham gabungan (IHSG) pada level 5.149 dalam waktu dekat," kata Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya, Rabu (16/7).

Ia melihat, belum ada tekanan yang berarti dalam pergerakan IHSG. Saat ini, indeks sudah menembus level support 5.050. Pada perdagangan Rabu sesi pertama, IHSG ditutup menguat 1,035 persen atau 52,5 poin ke level 5.123,32. Sampai sesi siang, transaksi mencapai Rp 3,85 triliun.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat derasnya dana asing yang masuk merupakan bentuk kepercayaan investor terhadap pasar modal nasional. Kepala Eksekutif Bidang Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, arus dana asing yang masuk telah melebihi tahun lalu.

Sampai 11 Juli 2014, dana asing yang masuk mencapai Rp 53,9 triliun. "Nilai ini sangat signifikan dibandingkan tahun lalu yang net sell Rp 20 triliun," kata Nurhaida, Selasa (15/7).

Baiknya respons asing terhadap pasar modal nasional perlu dijaga agar tetap positif. Tidak dapat dimungkiri, investor asing merupakan bagian dari pasar modal Indonesia.

Nurhaida menambahkan, investasi merupakan masalah kepercayaan dan ekspektasi. Jika keduanya positif, indeks saham akan bergerak naik. "Kalau kondisi tidak kondusif, asing akan lepaskan kepemilikannya," ujar Nurhaida.

Nurhaida berharap, kegiatan transaksi asing di Indonesia terus mengalami peningkatan. Hal ini tentu perlu didukung oleh kondisi ekonomi dan politik yang stabil dan kondusif.

Mengenai prospek pasar modal pascapengumuman resmi pilpres dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), Nurhaida mengatakan hal tersebut sangat bergantung pada pasar. "Otoritas tidak memberikan prediksi karena nanti akan menyetir pasar. Pasar kan disetir oleh industri," kata Nurhaida.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement