Rabu 16 Jul 2014 13:37 WIB

DPP IKAPPI Mendorong Pemerintah Percepat Stabilitas Harga

Kunjungi pedagang pasar
Foto: Istimewa
Kunjungi pedagang pasar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Dalam beberapa hari ini kenaikan harga barang kebutuhan pokok cenderung terus melonjak tajam. Situasi ini memang di latarbelakangi oleh aksi beli dalam skala besar oleh para konsumen guna memenuhi kebutuhan selama Ramadhan.

Kecenderungan masyarakat kita berasumsi bila menjelang ramadhan pasti harga-harga akan naik. Asumsi inilah yang mendorong mereka untuk melakukan aksi beli dalam skala besar sebagai stok selama ramadhan. Situasi ini bila tidak di sikapi secara tepat oleh pemerintah, tentu akan menimbulkan ekses negatif. Tidak hanya bagi konsumen, namun juga kepada para pedagang pasar tradisional.

Pemerintah menyebutkan stok nasional cukup memenuhi kebutuhan hingga lebaran. Namun sayangnya, kami menilai pemerintah kurang aktif dalam mengawasi alur distribusi dan para spekulan yang mengambil untung dari situasi ini. Harusnya pemerintah dari daerah hingga pusat berperan aktif dalam memantau serta menjamin stabilitas harga dan ketersediaan barang di pasar-pasar.

Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) dalam siaran persnya kepada ROL, Rabu (16/7) meminta kepada pemerintah untuk melakukan upaya dan antisipasi atas kenaikan yang dalam beberapa hari ini terasa lonjakannya. Dari laporan yang masuk ke DPP IKAPPI perlu adanya percepatan stabilitas harga dan stok bahan agar tidak terjadi kepanikan.

DPP IKAPPI khawatir bila tidak terjamin stabilitas harga dalam beberapa hari kedepan, bisa terjadi migrasi pembeli dari pasar tradisional ke supermarket modern. Tentu ini akan sangat merugikan para pedagang pasar.

Ke depan, pemerintah hendaknya melakukan sosialisasi dan pemahaman secara menyeluruh kepada masyarakat. Terutama tentang asumsi dan pola konsumsi masyarakat setiap menjelang ramadhan. Hal ini penting agar lonjakan harga saat ramadhan yang selama ini selalu menjadi PR besar pemerintah bisa secara perlahan teratasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement