REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah RI pada Selasa (15/7) akan melakukan melakukan Lelang Penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara berbasis proyek (Project Based Sukuk). Target yang diharapkan adalah senilai Rp 1,5 triliun
Dana hasil lelang akan dipakai untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2014.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan dalam pernyataannya menyatakan, terdapat tiga seri SBSN yang akan dilelang. "Ketiga seri tersebut adalah seri PBS005 (reopening), PBS006 (reopening) dan Sukuk Negara dengan seri SPN-S 02012015 (reopening)," tulis pernyataan DJPU, Senin (14/5).
Seri SPN-S 02012015 jatuh tempo pada 2 Januari 2015 dengan imbalan diskonto. Underlying asset untuk seri ini BNM berupa tanah dan bangunan. Sementara, untuk PBS005 dan PBS006 jatuh tempo masing-masing 15 April 2043 dan 15 September 2020. Underlying asset kedua seri berupa proyek yang terdapat dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2014. PBS005 menawarkan imbal hasil 6,75 persen dan PBS006 menawarkan imbal hasil 8,25 persen.
Terdapat 18 peserta dalam lelang SBSN ini. Peserta terdiri dari 14 bank dan empat perusahaan efek seperti PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Negara Indonesia Syariah, PT Bahana Securities dan PT Danareksa Sekuritas.