REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) memiliki target besar tahun ini. Perseroan berencana meningkatkan unit usaha syariah dengan menargetkan pembiayaan hingga di atas Rp 5 triliun.
Presiden Direktur BII, Taswin Zakaria mengatakan tahun ini pihaknya akan memprioritaskan pembiayaan dengan struktur syariah. Alasan utamanya adalah karena perseroan mencanangkan Shariah First sejak awal 2014.
Sesuai dengan target Sharia First, maka BII memprioritaskan produk dan pricing syariah dibandingkan konvensional. Hanya saja selama keduanya, kompetitif, menguntungkan dan tak membebani nasabah. ''Insya Allah kami canangkan Sharia First, karena kalau tak begini UUS kami takkan maju,'' tutur dia di Pesantren Riyadlul Jannah saat menggelar CSR karyawan Maybank Syariah Indonesia melalui 'Program Pemberdayaan Ekonomi melalui Budi Daya Jamur Tiram', kemarin.
Ia menambahkan strategi untuk bisa meningkatkan pembiayaan syariah adalah dengan membidik BUMN dan korporasi besar. Saat ini, BII Syariah telah memfasilitasi Garuda Indonesia untuk pembiayaan musyarakah senilai 100 juta dolar AS (Rp 1,2 triliun).
Sebelumnya BII Syariah juga melakukan pembiayaan yang sama dengan Pertamina dan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Selain dengan ketiga BUMN itu, BII juga mengincar perusahaan plat merah yang fokus pada petrokimia, natural resources dan pembiayaan infrastruktur pelabuhan laut dan udara. ''Kami juga melakukan pembiayaan syariah di sektor ritel seperti KPR dan UMKM,'' papar dia.
Ia berharap BII Syariah bisa melakukan kerjasama dengan BUMN sebanyak-banyak. Meski tak memiliki target, namun ia berharap pembiayaan bisa di atas Rp 5 triliun.