REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana tunai dan properti perumahan masih menjadi pilihan utama investor Indonesia untuk berinvestasi. Sedikit di antara investor memilih berinvestasi di pasar modal atau lembaga keuangan lainnya.
Ini merupakan hasil temuan Manulife Investor Sentiment Index (MISI). Sekira 95 persen investor berinvestasi dalam bentuk dana tunai dan 78 persen di antaranya berinvestasi di rumah.
"Sisanya berinvestasi melalui asuransi, produk pendapatan tetap dan reksa dana. Tapi jumlahnya sangat kecil," kata Direktur Pengembangan Bisnis PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Putut E Andanawarih, Selasa (10/6).
Hasil riset itu menunjukkan, masih rendahnya pengetahuan masyarakat Indonesia dalam berinvestasi. Hal ini juga sejalan dengan hasil riset dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang pemahaman masyarakat terhadap produk keuangan.
Masyarakat masih lebih paham dengan perbankan dibandingkan lembaga keuangan lain seperti asuransi dan pasar modal. Hal ini yang membuat investasi dana tunai masih populer.
Manulife juga melakukan survei pemahaman investor tentang investasi. Sekira 35 persen investor yang disurvei mengaku telah memahami investasi. Namun, hanya 10 persen saja dari jumlah tersebut yang betul-betul mampu menjawab delapan pertanyaan dasar seputar investasi.
Karena masih minimnya pengetahuan masyarakat, sebagian besar investor akhirnya memilih berinvestasi di satu produk setelah mendapatkan informasi dari orang terdekat. "Tidak banyak yang memutuskan berinvestasi di produk tertentu karena mengetahuinya dari media massa atau media lainnya," kata Putut.