Selasa 10 Jun 2014 14:49 WIB

Harga Minyak Perpanjang Keuntungan di Perdagangan Asia

Harga Minyak Mentah
Foto: Antara
Harga Minyak Mentah

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Harga minyak memperpanjang kenaikan mereka di perdagangan Asia pada Selasa, karena para investor menyambut data ekonomi kuat yang datang dari Amerika Serikat, Tiongkok dan Jepang.

Selain itu, kemacetan pembicaraan awal antara Ukraina dan Rusia untuk mencegah penghentian pengiriman gas juga telah meningkatkan harga.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 39 sen menjadi 104,80 dolar AS per barel di perdagangan sore, setelah melompat 1,75 dolar AS di New York pada Senin.

Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni juga naik 14 sen menjadi 110,13 dolar AS per barel, setelah melonjak 1,38 dolar AS di perdagangan London pada Senin.

United Overseas Bank Singapura mengatakan harga minyak mentah "didukung oleh ekspektasi permintaan yang lebih kuat, setelah data ekonomi dari tiga konsumen minyak terbesar di dunia, Amerika Serikat, Tiongkok dan Jepang, meningkat".

Tiongkok pada Minggu mengatakan surplus perdagangannya melonjak 75 persen pada Mei dari setahun lalu karena ekspornya melonjak. Ekspor Tiongkok meningkat 7,0 persen dan impor turun 1,6 persen, menghasilkan surplus perdagangan sebesar 35,92 miliar dolar AS.

Data "bullish" (bergairah) datang di belakang sebuah laporan pekerjaan AS yang positif pada Jumat (6/6) yang menunjukkan bahwa konsumen minyak terbesar dunia itu masih dapat menghimpun pertumbuhan yang mantap meskipun terjadi pelemahan di Eropa dan daerah lainnya.

Pada Senin, Jepang juga melakukan revisi naik pertumbuhan ekonomi untuk kuartal pertama ke laju tercepat dalam lebih dari dua tahun terakhir, pada tingkat tahunan 6,7 persen.

Investor juga mengikuti perkembangan di Ukraina setelah negosiasi awal dengan Rusia untuk mencegah penghentian pasokan gas pada Selasa pagi berakhir tanpa kesepakatan.

Pembicaraan gas yang ditengahi Uni Eropa di Brussel menetapkan untuk dilanjutkan pada Selasa sore atau Rabu.

"Pembicaraan merupakan potensi sumber gesekan dan dengan kekhawatiran konflik bersenjata, itu adalah sebuah kemungkinan untuk cenderung mendorong kenaikan pada minyak mentah," Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets di Sydney, mengatakan kepada AFP.

Pembicaraan dilakukan karena pendekatan batas waktu Rusia pada Rabu (11/6) untuk Ukraina menutup utang pasokan hampir 4,4 miliar dolar AS (3,2 miliar euro) atau pengirimannya dihentikan.

Sekitar 15 persen dari gas Eropa dari Rusia transit melalui Ukraina -- sebuah ketergantungan yang negara-negara Uni Eropa telah mencoba untuk membatasinya.

Para analis mengatakan pembekuan bahan bakar juga akan memukul ekonomi Ukraina yang Dana Moneter Internasional (IMF) telah perkirakan akan kontraksi sebesar lima persen pada tahun ini.

Ukraina telah menolak untuk membayar tagihan sebagai protes atas keputusan Rusia menaikkan harga hampir dua kali lipat setelah presiden yang didukung Kremlin digulingkan pada Februari lalu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement